Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Internasional Dhoho Gudang Garam GGRM Beroperasi Tahun Depan, BEP 50 Tahun Lagi

Gudang Garam GGRM yang mengembangkan Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur, memperkirakan baru mencapai BEP dalam 50 tahun.
Manajemen PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) menyampaikan rencana kerja perseroan dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021). Gudang Garam GGRM yang mengembangkan Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur, memperkirakan baru mencapai BEP dalam 50 tahun. Bisnis-Dwi Niken Tari
Manajemen PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) menyampaikan rencana kerja perseroan dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021). Gudang Garam GGRM yang mengembangkan Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur, memperkirakan baru mencapai BEP dalam 50 tahun. Bisnis-Dwi Niken Tari

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) diproyeksi mengoperasikan Bandara Dhoho di Kediri pada Oktober 2023. Namun, perusahaan baru mendapatkan titik impas atau break event point (BEP) dalam 50 tahun.

Per semester I 2022, progres pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri secara keseluruhan sudah mencapai sekitar 50 persen. Untuk pekerjaan tanah progresnya telah mencapai 83,16 persen, pada sisi udara atau airside 15,35 persen, dan pada sisi darat atau landside 3,06 persen.

Bandara ini nantinya akan memiliki panjang runway atau landas pacu berukuran 3.300 x 60 meter, apron commercial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, 4 taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi. Pada sisi darat, bandara ini akan memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

Bandara Dhoho Kediri merupakan salah satu proyek bandara yang dibangun dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam hal ini, pembangunannya dilakukan oleh Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.

“Proyek pembangunan Bandara Dhoho di Kediri bisa menjadi contoh bagi swasta yang lain. Mari kita bangun bersama konektivitas di darat, laut, udara dan kereta api. Kami menyambut baik peran swasta untuk berpartisipasi dan kami akan memberikan regulasi sebaik-baiknya,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangan resmi, Minggu (17/7/2022).

Budi Karya menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten, dan Gudang Garam, yang telah mendukung pembangunan bandara, dalam kunjungannya ke Bandara Dhoho.

“Progresnya berjalan baik dan Insyaallah menurut rencana pada Oktober 2023 sudah bisa digunakan,” katanya.

Kehadiran bandara ini diharapkan dapat melancarkan konektivitas antar wilayah khususnya di Jawa Timur bagian selatan, serta mendorong tumbuhnya titik ekonomi baru, pariwisata, dan perdagangan. Selain itu, bandara ini juga diharapkan dapat melayani penerbangan haji dan umroh.

“Kita harapkan kehadiran bandara ini dapat memberikan suatu kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar Kediri,” ucap Menhub.

Pada kesempatan yang sama Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyebut Bandara Dhoho merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun oleh perusahaan swasta dalam hal ini Gudang Garam.

"Kediri nantinya akan menjadi episentrum baru penyangga Jawa Timur selain kota Surabaya," ujarnya.

Turut hadir dalam peninjauan, Direktur Utama PT Surya Dhoho Investama sekaligus Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta, Staf Ahli Menteri Bidang Investasi dan Keuangan Kementerian Perhubungan Otto Ardianto, serta sejumlah Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) dan pejabat terkait lainnya.

Sebelumnya, GGRM ini telah menggelontorkan investasi hingga Rp5 triliun untuk pengembangan Bandara Dhoho tersebut.

“Capex yang sudah kami keluarkan sejauh ini hampir Rp5 triliun, itu termasuk untuk biaya perolehan lahan, konsultan, desain, dan penyiapan lahan,” kata Direktur Gudang Garam Istata Siddharta dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021).

Sejauh ini, Istata mengaku perseroan belum mendapatkan kepastian berapa lama konsesi pengelolaan Bandara Dhoho akan dijalankan perseroan. Namun demikian, dia menyebut perseroan kemungkinan baru bisa mencapai breakeven setelah lebih dari 50 tahun.

Kondisi balik modal itu disebut Istata akan sangat bergantung dengan perkembangan daerah dan trafik bandara nantinya.

“Kami berharap kalau trafiknya bisa naik banyak, mungkin di bawah 50 tahun kami sudah bisa break even,” imbuh Istata.

Selama pandemi ini, Istata mengakatan kendala dalam proses pengembangan Bandara Dhoho sebagian besar berasal dari perkembangan pandemi, misalnya beberapa pekerja yang terpapar dan hambatan perjalanan.

Selain itu, industri pariwisata yang juga sedang tertekan saat ini menjadi salah satu yang diperhatikan oleh perseroan walaupun sejauh ini GGRM disebut masih dapat mengatasi kendala di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper