Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pekan ini, 20-21 Juli 2022. Analis memperkirakan BI akan meningkatkan suku bunga yang memberikan dampak negatif terhadap IHSG.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, inflasi di Indonesia pada Juni 2022 naik sebesar 4,35 persen yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2017. Hal ini membawa peluang bagi Bank Indonesia meningkatkan suku bunga.
"Dengan naiknya inflasi di Indonesia pada Juni 2022 sebesar 4,35 persen yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2017. Hal ini berpeluang BI akan menaikan suku bunga BI pada Juli 2022 sebesar 25-50 basis points (bps)," kata Andhika, Senin (19/7/2022).
Dia melanjutkan, apabila BI menaikkan suku bunga, maka hal tersebut akan menjadi sentimen negatif untuk IHSG karena akan terjadi capital outflow dari market.
Andhika menyebut, pelaku pasar akan memilih untuk beralih ke instrumen pasar uang seperti deposito dan tabungan yang memiliki imbal hasil tinggi akibat adanya kenaikan suku bunga.
"Dengan kenaikan suku bunga maka para pelaku pasar akan memilih instrumen pasar uang seperti deposito dan tabungan, yang lebih aman dan imbal hasil naik akibat adanya kenaikan suku bunga," tutur dia.
Baca Juga
Adapun di sektor pasar modal, dia menilai kenaikan suku bunga dapat memberikan sentimen negatif untuk saham-saham di sektor properti dan konstruksi.
Sebagai informasi, kedua sektor tersebut tercatat melemah selama tahun berjalan. Saham-saham sektor konstruksi dalam IDX Infrastructure tercatat melemah 0,31 persen secara year to date (YTD), sementara saham-saham sektor properti telah melemah 14,29 persen YTD.