Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Rugi Rp62,5 Triliun pada 2021, Utang Rp199,5 Triliun

Garuda Indonesia mencatatkan ekuitas negatif sebesar US$6,11 miliar akibat total liabilitas yang mencapai US$13,3 miliar atau sekitar Rp199,5 triliun pada 2021.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Garuda Indonesia mencatatkan ekuitas negatif sebesar US$6,11 miliar akibat total liabilitas yang mencapai US$13,3 miliar atau sekitar Rp199,5 triliun. Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Garuda Indonesia mencatatkan ekuitas negatif sebesar US$6,11 miliar akibat total liabilitas yang mencapai US$13,3 miliar atau sekitar Rp199,5 triliun. Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mencatatkan liabilitas atau utang sekitar Rp199,5 triliun dan rugi Rp62,55 triliun pada 2021.

Pada 2021, Garuda Indonesia mencatatkan ekuitas negatif sebesar US$6,11 miliar akibat total liabilitas yang mencapai US$13,3 miliar berbanding aset yang hanya US$7,18 miliar. Bila dirupiahkan, liabilitas tersebut setara Rp199,5 triliun.

Besaran liabilitas GIAA yakni liabilitas jangka pendek yang sebesar US$5,77 miliar dan jangka panjang US$7,53 miliar. Sedangkan, total aset lancar yakni US$305,72 juta dan aset tidak lancar US$6,88 miliar.

Saat itu, rasio utang terhadap asetnya pun mencapai 185 persen, dengan debt to equity ratio (-2,18).

Sebagai informasi, liabilitas adalah kewajiban yang dihitung setara nilai uang dan harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain.

Emiten berkode saham GIAA ini mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,33 miliar setara Rp19,95 triliun. Pendapatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan beban usaha yang mencapai US$2,6 miliar setara Rp39 triliun.

Belum lagi, pendapatan usaha lainnya juga tercatat negatif US$2,68 miliar. Hal ini membuat sepanjang 2021 Garuda Indonesia mencatatkan rugi usaha hingga US$3,96 miliar setara Rp59,4 triliun.

Sementara itu, Garuda Indonesia berencana melakukan penambahan modal negara (PMN) dengan memberian hak memesan efefk terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue

Rencana ini dilakukan perseroan berdasarkan Rencana Perdamaian, dengan salah satu skema restrukturisasi utang Perseroan adalah dengan cara penerbitan Saham Baru yang akan dikeluarkan dalam rangka PMN melalui penambahan modal dengan memberikan HMETD, konversi atas Utang Perseroan kepada Kreditur yang Berhak Menerima Ekuitas melalui PMTHMETD, serta Konversi OWK.

Berdasarkan surat tertanggal 12 Mei 2022 dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah telah mengalokasikan Rp7,5 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara tahunan untuk penyertaan modal negara (PMN) kepada Perseroan. PMN akan dilaksanakan melalui penerbitan saham dengan memberikan HMETD, di mana Pemerintah akan melaksanakan HMETD milik Pemerintah dan menyetorkan modal baru di Perseroan sebesar Rp7,5 triliun.

Sehubungan dengan PMN tersebut, GIAA berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada para pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 225.585.894.911 lembar saham atau sebesar 871,44 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat keterbukaan informasi ini.

Adapun saham baru dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD ini akan dikeluarkan dengan nilai nominal per saham sebesar Rp459 atau Harga Pelaksanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper