Bisnis.com, JAKARTA -- Simak perbandingan kinerja 18 emiten badan usaha milik negara (BUMN) selama triwulan I/2022 sebagaimana dihimpun DataIndonesia.id di sini.
Data yang dirangkum antara lain perbandingan pendapatan, perbandingan pertumbuhan pendapatan, perbandingan laba, perbandingan pertumbuhan laba, perbandingan aset, ekuitas, dan liabilitas, serta data lainnya.
Data dan visualisasi selengkapnya dapat disimak melalui laporan berjudul Laju Positif Emiten Pelat Merah Seiring Pemulihan Ekonomi di DataIndonesia.id dalam tautan ini.
Kinerja emiten BUMN dari berbagai sektor menunjukkan performa yang positif sepanjang kuartal I/2022.
Ini terlihat dari rata-rata kenaikan top line maupun bottom line emiten pelat merah yang melantai di bursa.
Berdasarkan data yang dihimpun DataIndonesia.id, ada 18 dari 20 emiten BUMN yang telah mempublikasikan laporan keuangannya pada kuartal I/2022.
Baca Juga
Dari jumlah itu, rata-rata pendapatannya tumbuh 19,22% (yoy) dan laba bersih melonjak 109,80% (yoy) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), menjadi emiten BUMN yang mencetak lonjakan pendapatan paling tinggi hingga 105,39% (yoy) dari Rp3,99 triliun Rp8,21 triliun.
Sementara itu, PT Timah Tbk. (TINS) memimpin kenaikan pertumbuhan laba bersih yang meroket 5.715,22% (yoy) dari Rp10,34 miliar menjadi Rp601,47 miliar.
Dari sisi nominal, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menempati urutan teratas sebagai emiten BUMN peraih pendapatan terbesar mencapai Rp35,21 triliun pada kuartal I/2022.
Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi emiten BUMN yang meraup laba bersih terbesar mencapai Rp12,17 triliun.
Meski demikian, masih ada empat emiten BUMN yang pendapatannya merosot. Tak hanya itu, lima emiten milik negara juga mengalami tekanan bottom line.
Empat emiten BUMN yang mengalami penurunan pendapatan, antara lain PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Indofarma Tbk. (INAF).
Adapun, lima emiten BUMN yang mengalami penurunan bottom line, yakni PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR), PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT Indofarma Tbk. (INAF).
Masih ada dua BUMN yang belum merilis laporan keuangan kuartal I/2022 hingga laporan tersebut disusun. Mereka adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA).
Sebagai catatan, rekapan kinerja dalam laporan ini disetarakan dalam mata uang rupiah dengan kurs nilai tukar Rp14.349/US$ per Maret 2022 dan Rp14.572/US$ per Maret 2021.
Data dan visualisasi selengkapnya dapat disimak melalui laporan berjudul Laju Positif Emiten Pelat Merah di DataIndonesia.id dalam tautan ini.