Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi cenderung tertahan di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (4/7/2022).
Pada akhir pekan lalu, Jumat (1/7/2022), IHSG ditutup melemah 117 poin atau 1,70 persen ke level 6.794. Sektor transportasi dan logistik, industrial, basic materials, finansial, consumer cyclicals, teknologi, properti & real estate, consumer non-cyclicals, infrastruktur, dan kesehatan bergerak negatif dan mendominasi penurunan IHSG.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, semester II ini dibuka dengan kejutan inflasi Indonesia yang meningkat di atas kisaran target Bank Indonesia yang sebesar 4 persen pada Juni 2022 menjadi 4,35 persen secara tahunan dari sebelumnya 3,55 persen.
Lonjakan tersebut dikontribusikan oleh inflasi bulanan yang meningkat sebesar 0,61 persen dari sebelumnya 0,4 persen. Bukan karena momentum musiman yang menaikkan konsumsi, namun harga pangan yang semakin menjadi-jadi.
“Inflasi yang bergerak liar tentunya berdampak pada tekanan daya beli yang berpengaruh pada tingkat konsumsi yang ujungnya berpotensi menekan aktivitas industri hingga ke kondisi makro dalam negeri,” jelas dia dalam riset harian, Senin (4/7/2022).
Nico menjelaskan, secara year-to-date, saham-saham pada sektor industri telah membukukan return sebesar 13,23 persen, dibanding return IHSG 3,23 persen. Hal tersebut menunjukkan minat investasi pada sektor industri cukup menggeliat di sepanjang tahun berjalan.
Baca Juga
Adapun berdasarkan analisa teknikal, pihaknya melihat saat ini IHSG berpotensi melemah terbatas pada rentang 6.766–7.054.
“Potensi rebound mulai terbuka, namun semua akan kembali lagi kepada persepsi pasar terhadap resesi,” terangnya.
Hari ini, Pilarmar Sekuritas merekomendasikan investor mencermati saham BBCA dengan target support dan resistensi 7.075-7.500, saham UNVR pada 4.750-4.920, dan saham SMBR pada 468-510.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.