Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengalami wind fall, Indonesia harus bersiap menerima kenyataan berkah lonjakan harga komoditas kembali ke harga wajar. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun bisa melambat seiring berkurangnya pendapatan dari sisi ekspor.
Selain menyoroti potensi turunnya harga ekspor komoditas terutama CPO dan batu bara, redaksi bisnisindonesia.id juga menyajikan sejumlah berita ekonomi dan bisnis menarik lainnya yang dikemas secara analitik dan lebih mendalam.
Berikut lima berita pilihan editor bisnisindonesia.di edisi Senin (2/6)
1. HARGA CPO DAN BATU BARA TURUN, EKONOMI INDONESIA BISA MELAMBAT
Musim “panen raya” harga komoditas dunia tidak selamanya menjulang tinggi. Pada masanya, setelah mengalami wind fall, Indonesia harus bersiap menerima kenyataan berkah lonjakan harga komoditas kembali ke harga wajar. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun bisa melambat seiring berkurangnya pendapatan dari sisi ekspor.
Bank Dunia telah mengingatkan kemungkinan ini terjadi. Bahkan, ketika pendapatan dari ekspor berkurang, angka pertumbuhan pun bisa anjlok dari asumsi optimistis 5,1 persen menjadi hanya 4,6 di tahun 2022, dan 4,7 persen di tahun 2023. Kondisi buruk itu bisa terjadi jika skenario penurunan ekonomi global menjadi kenyataan.
Bank Dunia melalui Laporan Indonesia Economic Prospect (IEP) Juni 2022 memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,1 persen pada 2022 dan naik menjadi 5,3 persen pada 2023.
2. PELUANG BANK CETAK CUAN TATKALA TREN SUKU BUNGA KREDIT TURUN
Bank Indonesia mengumumkan suku bunga rata-rata kredit perbankan turun 52 basis poin pada Mei 2022 secara tahunan. Pada Mei, bunga kredit 9,5 persen. Kondisi ini mengindikasikan bunga kredit rata-rata sudah berada di kisaran 8 persen.
Meski demikian, selisih bunga kredit terhadap simpanan masih berada di kisaran 6 persen dan bunga deposito 2,8 persen.Dengan suku bunga rendah, tren bunga simpanan turun. Selain itu bank tidak akan kesulitan mencetak profitabilitas.
Dalam keterangan tertulis, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan BI memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan, termasuk melalui penurunan suku Bungan kredit dapat ditingkatkan guna makin mendorong pemulihan ekonomi nasional.
3. RESEP KLASTER FINTECH P2P LENDING KALA GONJANG-GANJING STARTUP
Kendati mayoritas pemain industri teknologi finansial pendanaan bersama atau yang dikenal fintech P2P lending masih berstatus perusahaan rintisan atau startup, para platform tergolong tahan banting dari gejolak yang menimpa iklim bisnis startup di Tanah Air.
Belakangan ini sejumlah startup diberitakan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Bahkan, tidak hanya satu startup, terhitung lebih dari 5 rintisan melakukan hal serupa. Di balik kesulitan yang dihadapi industri ini, sejumlah peluang menghampiri fintech P2P lending.
Para startup klaster industri fintech P2P lending terbilang adem-ayem di tengah tren perusahaan rintisan lain yang sedang ramai-ramai melakukan efisiensi. Bahkan, beberapa platform P2P justru baru mendapat suntikan dana segar di tahun ini.
4. LAMPU KUNING SUBSIDI BBM, KEBIJAKAN PRO RAKYAT YANG BIKIN RISAU
Terus membengkaknya subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) akibat kenaikan harga minyak mentah dunia membuat pemerintah kian risau. Terlebih, tren peningkatan konsumsi BBM subsidi di dalam negeri juga masih sulit ditekan.
Pemberian subsidi energi, terutama untuk BBM, LPG, dan listrik dinilai menjadi kebijakan yang cukup ampuh meredam inflasi, pengangguran, hingga kemiskinan. Namun jika tidak dikendalikan, dapat dipastikan subsidi energi pada tahun ini bakal meroket seiring dengan kenaikan harga minyak global.
Terlihat dari catatan yang disampaikan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), konsumsi Pertalite hingga 31 Mei 2022 sudah mencapai 11,69 juta kiloliter (KL) atau 50,74 persen dari kuota yang ditetapkan dalam APBN sebanyak 23,04 juta KL.
5. DAMAIKAN RUSIA-UKRAINA, JOKOWI JALANKAN SHUTTLE DIPLOMACY
Presiden Joko Widodo alias Jokowi hari ini memulai perjalanan ke Jerman sebelum menjalankan misi sebagai juru damai Rusia-Ukraina. Presiden Jokowi diagendakan menghadiri pertemuan negara G7 atas undangan Jerman. Dari Jerman, Presiden lantas mengunjungi Ukraina dan Rusia , kemudian ditutup kunjungan ke Uni Emirat Arab.
Kunjungan Presiden Jokowi menemui Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin bisa disebut sebagai shuttle diplomacy.
Dalam diplomasi dan hubungan internasional, shuttle diplomacy (diplomasi ulang alik adalah keterlibatan pihak luar selaku penengah antara pihak-pihak yang berselisih.