Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berhasil Menguat ke Rp14.797 saat Dolar AS Melemah

Rupiah menguat ke Rp14.797 per dolar AS di tengah pelemahan greenback pada perdagangan Senin (27/6/2022).
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat seiring dengan pelemahan indeks dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (27/6/2022).

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,34 persen atau 50,5 poin ke Rp14.797 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,24 persen ke 103,933.

Bersamaan dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia juga menguat seperti won Korea Selatan menguat 0,93 persen, peso Filipina menguat 0,31 persen, dolar Singapura menguat 0,10 persen, dan baht Thailand menguat 0,50 persen.

Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal mengatakan bahwa meskipun ada ekspektasi kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve AS, masih ada outlook perlambatan ekonomi AS dan pernyataan pesimis dari Pejabat Interational Monetary Fund (IMF) yang menekan pergerakan dolar AS.

Ekspektasi kenaikan suku bunga AS sempat menguatkan indeks dolar AS, khususnya setelah ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali komitmen “tanpa syarat” dari Federal Reserve AS untuk mengendalikan inflasi yang saat ini berada di level tertinggi 40 tahun.

“Pernyataan Fed Powell didukung oleh Presiden Fed San Fransisco Mary Daly yang menunjukkan dukungan untuk kenaikan suku bunga lainnya sebesar 75 bps pada pertemuan bank sentral di bulan Juli” jelas Faisyal dalam riset harian, Senin (27/6/2022).

Namun, pasar masih mencemaskan adanya outlook resesi ekonomi karena pengetatan kebijakan moneter oleh para bank sentral.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa Produk Domestik Bruto AS saat ini diperkirakan akan tumbuh 2,9 persen pada 2022, ini lebih rendah dari perkiraan baru-baru ini sebesar 3,7 persen pada April dalam penilaian tahunan kebijakan ekonomi AS selama akhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper