Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Reli Setelah Ekspektasi Inflasi AS Membaik

Mengutip Bloomberg, Sabtu (25/6/2022), harga minyak WTI atau West Texas Intermediate diperdagangkan sekitar US$107 per barel. 
Harga minyak reli setelah ekspektasi inflasi AS membaik. /Antara/Reuters
Harga minyak reli setelah ekspektasi inflasi AS membaik. /Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia melonjak setelah pembacaan ekspektasi inflasi di Amerika Serikat direvisi lebih rendah, menambah optimisme pada prospek permintaan minyak mentah.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (25/6/2022), harga minyak WTI atau West Texas Intermediate diperdagangkan sekitar US$107 per barel. 

"Harga minyak mentah naik seperti roller coaster pagi ini. Reli setelah survei ekonomi utama menunjukkan perbaikan moderat dengan ekspektasi inflasi," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda.

Dia melanjutkan bahwa optimistis Wall Street terhadap inflasi yang akan membaik selama tahun depan menjadi kabar baik untuk aset berisiko, terutama komoditas.

Reli harga minyak berbalik arah awal bulan ini di tengah meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan global karena bank sentral, termasuk Federal Reserve AS, mengkerek suku bunga untuk meredam inflasi yang mengamuk. Harga minyak anjlok meskipun ada tanda-tanda bahwa pasar energi tetap ketat dalam waktu dekat karena perang Rusia dan Ukraina berlarut-larut dan risiko pasokan tetap membayangi. 

Adapun minyak mentah Murban di Timur Tengah merosot lebih dari US$10 selama dua bulan terakhir, kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menunjukkan kelangkaan pasokan benar-benar terjadi.

Sementara itu, OPEC dan negara-negara produsen termasuk Rusia kemungkinan akan tetap pada rencana untuk mempercepat peningkatan produksi pada Agustus 2022, dengan harapan mengurangi harga minyak mentah dan inflasi ketika Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengunjungi Arab Saudi.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ sepakat pada pertemuan terakhirnya pada 2 Juni untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barel per hari pada Juli dan Agustus, naik dari rencana awal untuk menambah 432.000 barel per hari per bulan selama tiga bulan hingga September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper