Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dibuka Variasi, Investor Was-Was Resesi Ekonomi

Investor mencermati risiko resesi ekonomi Amerika Serikat sehingga membuat Bursa Asia bervariasi.
Bursa Asia. Investor mencermati risiko resesi ekonomi Amerika Serikat sehingga membuat Bursa Asia bervariasi./ Bloomberg.
Bursa Asia. Investor mencermati risiko resesi ekonomi Amerika Serikat sehingga membuat Bursa Asia bervariasi./ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Jumat (24/6/2022) di tengah ancaman risiko resesi ekonomi Amerika Serikat.

Pada awal perdagangan, Nikkei 225 naik 0,34 persen menjadi 26.260,96, sedangkan Bursa Tokyo Topix turun 0,03 persen ke 1.851,11. Bursa Australia S&P/ASX 200 Indeks juga turun 0,19 persen ke 6.515,9.

Analis OCBC Sekuritas Hendry Andrean menyampaikan Bursa Asia bervariasi karena investor mencerna kemungkikan adanya resesi di Amerika Serikat, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Hal itu memengaruhi perekonomian global.

"Untuk IHSG sendiri diprediksi netral hari ini, dengan proyeksi rentang pergerakan 6.855-7.079," jelasnya dalam publikasi riset, Jumat (24/6/2022).

Sementara itu, Wall Street kompak menguat setelah pasar mencerna rencana Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell soal komitmen menurunkan inflasi.

Pada penutupan perdagangan Kamis (23/6/2022), Dow Jones naik 0,64 persen menjadi 30.677,36, S&P 500 naik 0,95 persen menjadi 3.795,73, dan Nasdaq naik 1,62 persen menjadi 11.232,19.

Mengutip Yahoo Finance, Wall Street ditutup lebih tinggi dalam sesi berombak pada hari Kamis menyusul kesaksian hari kedua Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Capitol Hill.

Gubernur The Fed Jerome Powell menjadi sorotan lagi pada hari Kamis ketika ia menyampaikan pernyataan tentang kebijakan moneter dan inflasi di hari kedua kesaksiannya di hadapan anggota parlemen.

Pemimpin bank sentral AS pada hari Rabu mengatakan kepada Komite Perbankan Senat dalam komentar yang disiapkan bahwa Fed "berkomitmen kuat" untuk menurunkan inflasi, sedikit mengurangi bahasa dari minggu lalu yang mengindikasikan perjuangannya melawan inflasi adalah "tanpa syarat."

Powell juga mengakui dalam kesaksiannya bahwa resesi adalah "kemungkinan" dan mengakui bahwa soft landing akan menjadi prestasi yang "sangat menantang" dalam perjuangan The Fed untuk memulihkan stabilitas harga.

Awal pekan ini, ahli strategi di BlackRock memperingatkan bahwa resesi tampaknya tak terhindarkan di jalur Fed ke depan, dengan alasan bahwa kampanye kenaikan suku bunga saat ini kemungkinan akan menghambat pertumbuhan ekonomi tanpa harus menyelesaikan masalah inflasi.

"The Fed tidak mencari resesi, meskipun dalam pandangan kami akan diperlukan jika ingin mendorong inflasi kembali ke 2 persen," kata BlackRock.

Pelaku Wall Street lainnya juga telah meningkatkan pembicaraan resesi, dengan peringatan dari para ekonom di Citi, Goldman Sachs, dan Deutsche Bank minggu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper