Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyetujui pergantian direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2022 - 2026.
Dalam keterangan resminya Dewan Komisioner OJK tercatat telah menyetujui nama Iman Rachman sebagai Direktur Utama BEI.
Selain Iman, OJK juga menyetujui pengangkatan I Gede Nyoman Yetna Setia sebagai Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Irvan Susandy sebagai Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, dan Kristian Sihar Manullang menjadi Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan.
Selain itu, Jeffrey Hendrik akan menjabat sebagai Direktur Pengembangan, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI akan dijabat oleh Sunandar, dan Risa Effenita Rustam tetap menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI.
Terkait hal tersebut, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan ada beberapa isu yang perlu diperhatikan oleh direksi baru. Salah satu isu tersebut adalah untuk tidak lagi mengejar kuantitas perusahaan baru yang melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO.
“Jangan lagi mengejar kuantitas emiten baru yang IPO tetapi juga kualitas dan size-nya,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (22/6/2022).
Baca Juga
Selain itu, ia juga berharap realisasi auto reject bawah (ARB) yang dibuat simetris dengan auto reject atas (ARA). Lebih lanjut, jam perdagangan bursa juga dapat dikembalikan seperti sebelum masa pandemi.
Menurutnya, langkah – langkah tersebut dapat dilakukan oleh direksi BEI teranyar jika waktunya sudah memungkinkan.
“Selain itu, sistem satu lot sama dengan 100 saham jangan diubah menjadi 1 lot hanya 10 saham seperti yang pernah diwacanakan,” kata Budi.
Sementara itu, Wakil Ketua 2 Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMMI) Rudiyanto menyambut baik penetapan kepengurusan baru ini. Susunan Direksi baru diharapkan bisa membawa kemajuan pasar modal Indonesia dan dapat bersaing di kancah global.
Rudiyanto berharap ke depannya BEI bisa meningkatkan keterlibatan pelaku pasar dalam proses sosialisasi dan edukasi. Selama ini, lanjutnya, program sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh IDX dia sebut sudah cukup masif dan komprehensif, tetapi porsinya lebih fokus ke perusahaan sekuritas.
“Besar harapan kami agar perusahaan Manajer Investasi dan Selling Agent reksa dana juga dapat dilibatkan lebih aktif dalam program sosial edukasi IDX sehingga industri reksa dana juga dapat maju bersama-sama,” katanya.