Bisnis.com, JAKARTA – Emiten RS grup Lippo PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) baru saja meresmikan Labuan Bajo International Medical Center (LBIMC) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Peresmian LBIMC sebagai fasilitas kesehatan terbaru milik SILO ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk ekspansif dan terus bertumbuh. LBIMC merupakan fasilitas kesehatan ke-2 yang dibangun Lippo Group di NTT, setelah pada 2016 lalu perusahaan mendirikan RS Siloam Labuan Bajo.
Presiden Komisaris Siloam Internatinal Hospitals John Riady mengungkapkan komitmen Lippo Group terus melanjutkan ekspansi bisnis di sektor kesehatan guna menopang pembangunan nasional dan peningkatan ekonomi masyarakat.
“Jadi misi kami adalah, kami dapat mengambil bagian di dalam kehidupan-kehidupan mereka ini [masyarakat]. Jadi seringkali pada saat kita masuk ke dalam suatu kota baru, provinsi baru, kita selalu memulai dari membangun rumah sakit dan sekolah. Seperti yang kami lakukan di Labuan Bajo di tahun 2016,” ujar John dalam keterangan resmi, Senin (20/6/2022).
RS Siloam sendiri saat ini telah banyak membantu kesehatan masyarakat di daerah Labuan Bajo, mengingat 85 persen pasien memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan.
Berbeda dengan RS Siloam Labuan Bajo, SILO mendirikan LBIMC untuk membidik peningkatan dan perluasan layanan kesehatan guna mendukung sektor pariwisata, khususnya marine tourism di NTT.
Baca Juga
LBIMC berlokasi di tengah pusat pariwisata kompleks Marina Pelabuhan Labuan Bajo, memiliki fasilitas lengkap dan modern khusus didirikan sebagai 24 hours emergency response dan medical center bagi wisatawan internasional.
Wakil Presiden Direktur Siloam International Hospitals Caroline Riady mengungkapkan kehadiran Siloam Labuan Bajo ditambah kini berdirinya LBIMC, merupakan wujud komitmen Lippo Group mendukung pembangunan nasional.
Siloam sebagai pionir yang menghadirkan fasilitas kesehatan berkualitas internasional di Labuan Bajo, Lippo Group juga telah memajukan sektor pendidikan dengan kehadiran sekolah mulai jenjang TK hingga SMA.
“Labuan Bajo adalah hanya satu dari sekian banyak kabupaten di mana kami hadir dengan sekolah dan rumah sakit. Lainnya ada di Kupang, di Bangka, ada di Lubuklinggau, di Papua. Seringkali justru bersebelahan seperti ini. Karena sekolah dan rumah sakit harus nomor satu, sebab berkaitan dengan pembangunan SDM, ini adalah cara satu-satunya memutus rantai kemiskinan, membangun daerah dan membangun manusia dan ekonomi Indonesia,” ungkap Caroline.
Ke depan, SILO tetap melanjutkan upaya menambah jumlah 41 jaringan rumah sakit eksisting. Pasalnya, secara makro saat ini dengan populasi yang sangat besar, Indonesia membutuhkan industri kesehatan yang bisa menjangkau lebih luas dan lebih berkualitas lagi.
John menambahkan SILO juga tengah mengembangkan berbagai layanan berbasis digital, salah satunya yakni MySiloam dan telehealth yang terhubung dengan 1.000 orang dokter. Hal ini mempertegas langkah SILO untuk terus ekspansif dan memperkuat inovasi, di tengah tantangan kinerja emiten rumah sakit yang melandai seiring pandemi Covid-19 yang semakin membaik.
Dari rilis laporan keuangan kuartal I/2022, SILO meraup laba bersih sebesar Rp102 miliar, melandai 32,1 persen dibandingkan Rp143,89 miliar pada periode sama tahun lalu.
“Di tengah meredanya Covid-19, sesungguhnya para pelaku industri kesehatan bisa merancang strategi berkesinambungan, tentunya juga melihat aspek sosial demi kemajuan bangsa. Kami percaya, kesehatan dan pendidikan yang menjadi core Lippo Group itu sangat penting untuk memajukan bangsa ini,” tutup John.