Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARB Saham Jadi Simetris dan Jam Perdagangan Normal? Ini Kata Netizen!

Netizen yang menjadi pengikut akun bisnis.com mayoritas setuju dan menantikan jam perdagangan saham menjadi normal beserta sistem auto rejection bawah (ARB).
Netizen yang menjadi pengikut akun bisnis.com mayoritas setuju dan menantikan jam perdagangan saham menjadi normal beserta sistem auto rejection bawah (ARB). Bisnis/Suselo Jati
Netizen yang menjadi pengikut akun bisnis.com mayoritas setuju dan menantikan jam perdagangan saham menjadi normal beserta sistem auto rejection bawah (ARB). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Netizen yang menjadi pengikut akun bisnis.com mayoritas setuju dan menantikan jam perdagangan saham menjadi normal beserta sistem auto rejection bawah (ARB).

Dalam unggahan konten bisnis.com, terkait rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengembalikan perdagangan saham menjadi normal, netizen ikut mengomentari rencana tersebut.

Misalnya saja, akun @sandyahmadfauji yang berkomentar,”Asik dong...”. Komentar itu dibalas oleh netizen lain dengan akun @yopanyuli yang menilai akan lebih mudah bagi investor kalau ingin mencari harga bawah. Selain itu, potensi ‘nyangkut’ berhari-hari pun akan semakin menipis.

Di sisi lain, ada pula kekhawatiran dari para investor pemula yang memulai perjalanan investasi pada masa pandemi. Misalnya, akun @kikimeisenda's yang mengatakan,”angkatan korona syok tau rencana ini.”

Hal itu sontak dibalas oleh akun @ernimurni,”Bener, rasanya mau kabur. Haha.” Meski begitu, mendengar kabar tersebut berapa netizen pun ikut mengabarkan satu sama lain dengan mengatakan “Siap-siap”.

Sementara itu, Pelaku pasar modal berharap dengan sistem auto reject bawah (ARB) yang kembali simetris dapat meningkatkan nilai transaksi saham di pasar.

Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengembalikan jam perdagangan ke masa sebelum pandemi covid-19 dan sistem auto reject bawah (ARB) diyakini dapat meningkatkan nilai transaksi saham di pasar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, rencana BEI merupakan salah satu langkah normalisasi dalam kegiatan pasar modal Indonesia.

“Rencana ini juga memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi di Indonesia yang efeknya diharapkan ikut terasa di pasar saham,” jelasnya kepada Bisnis dikutip Jumat (17/6/2022).

Menurut Nafan, salah satu keuntungan normalisasi jam perdagangan dan ARB yang simetris adalah peningkatan likuiditas. Dengan waktu perdagangan yang lebih lama, pelaku pasar dapat lebih lama melakukan transaksi pada sebuah saham.

Ia melanjutkan, hal ini juga membuka potensi nilai transaksi saham yang lebih tinggi ke depannya. Kebijakan tersebut juga akan membuat fluktuasi harga lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat ini.

“Investor juga dapat memanfaatkan ARB simetris ini untuk membeli saham di harga yang terdiskon saat terjadi katalis positif pada sebuah emiten atau sektornya secara umum,” jelasnya.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji sedang mengkaji pengembalian jam perdagangan saham seperti sebelum pandemi.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan rencana pengembalian jam perdagangan masih dalam kajian. Regulator pasar modal itu masih menunggu pernyataan resmi dari pemerintah terkait status pandemi covid-19.

“Sedang dikaji bersama dengan OJK ya terkait hal ini sekalian menunggu pandemi dinyatakan resmi berakhir,” katanya.

BEI juga tengah merencanakan untuk mengembalikan sistem auto reject bawah (ARB) menjadi simetris sehingga harga saham berpotensi anjlok sampai dengan 35 persen dalam sehari. Menurut Laksono jika jam perdagangan normal maka begitu juga dengan sistem auto reject.

Sebagai informasi, auto reject adalah pembatasan minimum dan maksimum suatu kenaikan maupun penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper