Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin yang saat ini merosot tajam berpeluang membuat para investor besar seperti Tesla Inc. harus mengakui kerugian signifikan dari kepemilikan Bitcoinnya dalam laporan keuangan kuartal II/2022.
Mengutip Barrons, Rabu (15/6/2022), Tesla tercatat menginvestasikan US$1,5 miliar dalam Bitcoin pada Januari 2021. Bitcoin melayang di harga US$30.000 saat itu.
Setelah beberapa keuntungan dan kerugian, nilai tercatat Tesla pada sekitar 42.000 Bitcoin yang dimiliki adalah sekitar US$1,26 miliar pada akhir kuartal pertama 2022.
Nilai pasar wajar Bitcoin yang dimiliki adalah sekitar US$2 miliar. Tesla tidak menuliskan nilai Bitcoin di neraca mereka dari kuartal ke kuartal. Mereka hanya mengakui keuntungan atau kerugian dari penjualan serta kerugian ketika Bitcoin diperdagangkan di bawah pembelian awal. Ini adalah kekhasan akuntansi pencatatan Bitcoin. Pasalnya Bitcoin diperlakukan lebih seperti sepotong peralatan dan kecil kemungkinannya seperti mata uang.
Seiring waktu, Tesla telah mengakui keuntungan sekitar US$128 juta dan kerugian US$101 juta terkait dengan pembelian awal Bitcoin sekitar US$1,5 miliar.
Untuk kuartal kedua tahun 2022, Tesla kemungkinan akan mengalami kerugian sebelum pajak sekitar US$360 juta, berdasarkan di mana Bitcoin diperdagangkan hari ini.
Baca Juga
Investor harus melihatnya sebagai biaya satu kali dan Bitcoin mungkin tidak akan membuat atau menghancurkan keseluruhan kinerja Tesla untuk kuartal kedua 2022.
Saat ini, konsesus analis Wall Street memprediksi saham Tesla menghasilkan sekitar US$2,10 per saham pada kuartal kedua, turun dari US$3,22 yang diperoleh pada kuartal pertama 2022.
Level US$2,10 per saham mungkin tidak termasuk penurunan nilai Bitcoin. Pasalnya estimasi turun karena produksi kendaraan listrik. Analis memproyeksikan bahwa Tesla akan mengirimkan 250.000 hingga 270.000 kendaraan pada kuartal kedua. Jumlah itu turun dari rekor 310.048 kendaraan yang dikirimkan pada kuartal pertama tahun ini.
Perkiraan pengiriman telah turun dan luas karena lockdown Covid-19 di Shanghai membatasi produksi untuk Tesla, serta seluruh industri mobil China, pada kuartal kedua.
Mengutip Bloomberg, Rabu (15/6/202), harga Bitcoin kembali jatuh hari ini, mendorong token ke ambang batas US$20.000 karena bukti tekanan yang semakin dalam dalam industri kripto. Cryptocurrency terbesar itu merosot 8 persen dalam 24 jam terakhir menjadi US$20.180, atau level terendah sejak Desember 2020.