Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Diapit Sentimen Inflasi dan The Fed, Cermati Sektor-Sektor Saham Ini!

Analis merekomendasikan sejumlah sektor saham yang dapat dicermati di tengah tekanan terhadap pasar.
Analis merekomendasikan sejumlah sektor saham yang dapat dicermati di tengah tekanan terhadap pasar./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Analis merekomendasikan sejumlah sektor saham yang dapat dicermati di tengah tekanan terhadap pasar./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan terhadap pasar saham yang tengah terjadi saat ini menjadi kesempatan investor untuk mengoleksi sejumlah saham pada sektor tertentu.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir pada posisi 6.995,44 atau melemah 1,29 persen pada Senin (13/6/2022). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.924,95 - 6.996,71.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M. M. Mengemukakan pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi oleh sentimen inflasi Amerika Serikat yang di luar ekspektasi. Data terbaru inflasi Amerika Serikat memperlihatkan inflasi tahunan Mei mencapai 8,6 persen, di atas inflasi April 8,3 persen.

“Sentimen inflasi memberikan pengaruh besar pada turunnya IHSG. Inflasi Amerika Serikat pada Mei ternyata melebihi ekspektasi. Dari prediksi 8,2 persen ternyata naik 8,6 persen,” kata Roger, Senin (13/6/2022).

Inflasi Amerika Serikat yang mencapai level tertinggi dalam 41 tahun makin memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan mengambil kebijakan suku bunga yang lebih agresif. Roger memperkirakan rapat FOMC pada 14—15 Juni ini hampir pasti menghasilkan keputusan kenaikan suku bunga 50 bps.

“Pada pertemuan 14—15 Juni The Fed Sudah dipastikan agenda kenaikan suku bunga 0,5 persen. Kemudian di September juga kemungkinan kembali akan menaikkan suku bunga dengan probabilitasnya masih 60 persen,” kata Roger.

Data inflasi Mei menunjukkan kenaikan di luar ekspektasi. Indeks harga konsumen naik 8,6 persen secara tahunan dibandingkan dengan 8,3 persen pada April 2022 dan merupakan kenaikan terbesar sejak 1981.

Kenaikan ini tak lepas dari harga energi yang melonjak 34,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan merupakan kenaikan terbesar sejak 2005. Inflasi inti yang tidak termasuk barang pangan bergejolak dan energi naik 0,6 persen dibandingkan dengan April 2022 dan 6 persen secara tahunan.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, sektor saham perbankan, konstruksi, semen, pertambangan logam., batu bara, dan CPO menjadi rekomendasi pihaknya dengan rating overweight.

Mirae juga menambahkan saham pada sektor konsumer, kesehatan, rokok, minyak dan gas, unggas, serta media dengan rekomendasi netral (neutral). 

Ia mengatakan, pelaku investor akan mencermati kinerja laporan keuangan kuartal I/2022 perusahaan, sehingga para pelaku akan mencermati prospek pertumbuhan emiten - emiten pada sektor tersebut.

"Investor dapat mencermati saham - saham seperti ASII, AUTO, INDF, PTBA, ITMG, ADRO, UNTR, dan SMDR," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper