Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taksi Express (TAXI) Tidak Cetak Pendapatan dari Pengemudi, Kok Bisa?

PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) tidak membukukan pendapatan dari armada taksi pada Maret 2022.
Pengemudi taksi Express menunggu penumpang di pool taksi Bandara Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten, Selasa (20/3/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi taksi Express menunggu penumpang di pool taksi Bandara Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten, Selasa (20/3/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) tidak membukukan pendapatan dari armada taksi pada Maret 2022.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan dari kegiatan operasi taksi kemitraan diakui berdasarkan jumlah setoran harian pengemudi yang ditetapkan dalam perjanjian. Pendapatan dari kegiatan operasi taksi komisi diakui berdasarkan jumlah dalam argometer.

Namun per Maret 2022, perseroan tidak lagi membukukan pendapatan dari segmen tersebut. Sementara pada Maret 2021, TAXI masih menerima setoran sebesar Rp100,47 juta dari pengemudi.

Adapun total pendapatan perseroan selama tiga bulan sebesar Rp399 juta. Mayoritas pemasukan perseroan berasal dari sewa kendaraan yang mencapai Rp365 juta. Bila dibandingkan dengan total pendapatan tahun lalu, maka terjadi koreksi sebesar 81,42 persen.

Sementara itu sepanjang 2021, pendapatan dari taksi pun hanya sebesar Rp100 juta. Turun jauh jika dibandingkan dengan torehan 2020 sebesar Rp15 miliar.

Terkoreksinya kinerja pendapatan tidak lepas dari penyusutan armada dan peralatan perseroan. Sampai dengan Maret 2022, nilai armada dan peralatan perseroan mencapai Rp506,48 juta sedangkan tahun sebelumnya sebanyak Rp5,02 miliar.

Tergerusnya top line membuat bottom line perseroan ikut menyusut dari Rp29,49 miliar menjadi Rp2,64 miliar.

Manajemen mengungkapkan operasi grup telah terpengaruh oleh kondisi keuangan dan bisnis saat ini. Persaingan di industri layanan transportasi darat semakin tinggi baik dengan perusahaan transportasi sejenis maupun dengan perusahaan transportasi berbasis aplikasi online.

“Hal tersebut berdampak pada penurunan tingkat utilisasi dan produktivitas armada Grup, yang mengakibatkan Grup mengalami rugi bersih sebesar Rp2.639.374 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 dan mengalami akumulasi kerugian sebesar Rp1.271.386.841,”tulis manjemen.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper