Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kino Indonesia (KINO) Pede Penjualan Cap Kaki Tiga Makin Moncer, Ini Alasannya

PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) memperkirakan harga bahan baku akan memasuki fase normalisasi ke depan.
Produk minuman yang diproduksi PT Kino Indonesia Tbk./kino.co.id
Produk minuman yang diproduksi PT Kino Indonesia Tbk./kino.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten consumer goods, PT Kino Indonesia Tbk. (KINO), meyakini prospek minuman penyegar dan kesehatan tetap positif tahun ini, di tengah masa transisi dari pandemi ke endemi.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan KINO Budi Muljono mengatakan prospek ini tercermin dari kondisi permintaan yang melanjutkan tren positif dalam beberapa bulan terakhir.

Pada kuartal I/2022, segmen minuman KINO membukukan penjualan sebesar Rp659,64 miliar, naik 71,74 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp275,55 miliar. Segmen minuman juga berkontribusi 58,12 persen pada total penjualan Rp1,13 triliun pada periode ini.

“Prospek penjualan minuman tahun ini masih cukup baik, terlihat dari penjualan yang cukup baik beberapa bulan terakhir ini. Meski kita memasuki transisi endemi, reputasi produk minuman kami sudah sangat baik sejak sebelum pandemi sehingga kami tetap percaya akan prospek minuman kami,” kata Budi ketika dihubungi Bisnis, Kamis (9/6/2022).

Penjualan selama Ramadan dan Idulfitri pada Kuartal II/2022 juga diyakini memberi kontribusi pada perkembangan permintaan produk minuman KINO. Produk KINO seperti minuman Cap Panda, Cap Kaki Tiga, dan makanan ringan menjadi kelompok produk dengan permintaan tertinggi dengan kenaikan mencapai 10-20 persen dibandingkan dengan bulan biasa.

Meski prospek permintaan minuman masih cukup baik, perseroan menyatakan kenaikan harga komoditas dunia yang berimbas ke kenaikan harga bahan baku dan kemasan masih menjadi tantangan bagi perusahaan. Beban pembelian bahan baku dan pengemas KINO tercatat mencapai Rp542,51 miliar pada kuartal I/2022, meningkat 38,23 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp392,45 miliar.

Budi memperkirakan harga bahan baku akan memasuki fase normalisasi ke depan. Perbaikan konsumsi juga diyakini mulai berangsur terjadi ketika gelombang pandemi akibat varian Omicron teratasi.

“Untuk perbaikan konsumsi, kami mengharapkan akan terjadi setelah gelombang ketiga Covid-19 mereda dan pandemi menjadi endemi. Dengan demikian aktivitas berangsur pulih dan terjadi perbaikan konsumsi serta daya beli masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper