Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) berhasil tetap tumbuh seiring pemulihan ekonomi. Perseroan optimistis dapat meraih pertumbuhan pendapatan hingga 15 persen.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengungkapkan pemulihan ekonomi dari pandemi mengarah ke endemi ternyata berdampak positif bagi perseroan.
Alasannya, permintaan atas produk obat-obatan ikut pulih dan juga permintaan produk konsumer kesehatan tetap terjaga karena kesadaran konsumen menjaga kesehatannya menjadi lebih baik.
"Turunnya produk-produk yang berhubungan dengan Covid-19 tergantikan oleh kenaikan permintaan tersebut," jelasnya kepada Bisnis, Senin (6/6/2022).
Menurutnya, strategi utama KLBF didasari oleh riset dan pengembangan, inovasi dan teknologi guna menyediakan produk dan layanan yang diperlukan untuk diagnosis, preventif, peningkatan kesehatan dan imunitas, serta kuratif dalam rangka meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan bagi konsumen.
"Outlook KLBF untuk 2022 masih tetap sama seperti yang telah dikemukakan, yaitu pertumbuhan penjualan 11-15 persen, dan pertumbuhan earning per share yang sejalan dengan pertumbuhan penjualan tersebut," tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, KLBF mencetak penjualan bersih sebesar Rp26,26 triliun, naik 13,62 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp23,11 triliun.
Sementara itu, laba yang tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 16,46 persen menjadi Rp3,18 triliun pada 2021, sementara pada 2020 laba bersih perusahaan berjumlah Rp2,73 triliun.
Bernadus mengatakan perusahaan berencana mempertahankan alokasi pembayaran dividen di kisaran 45 sampai 55 persen dari total laba bersih. Sementara untuk belanja modal, perusahaan mengalokasikan sekitar Rp1 triliun.