Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Merger, GOTO Catat Biaya Pemasaran Membengkak

Biaya beban pemasaran yang membengkak pasca merger Gojek dan Tokopedia membuat rugi GOTO bertambah per Maret 2022.
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Selasa (15/3/2022).
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten bisnis rintisan, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan rugi bersih meningkat tajam sepanjang kuartal I/2022. Salah satu penyebabnya biaya beban pemasaran yang membengkak pasca merger Gojek dan Tokopedia.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 31 Maret 2022, emiten berkode GOTO ini mencatatkan rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,47 triliun naik 2,57 kali lipat dibandingkan dengan kuartal I/2021 rugi bersih sebesar Rp1,81 triliun.

Rugi bersih tersebut dikontribusikan dari beban-beban perseroan yang meningkat tajam seiring merger antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan PT Tokopedia yang menghasilkan entitas induk GOTO. Adapun, pengumuman merger kedua usaha rintisan ini dilaksanakan pada 17 Mei 2021.

Seiring penggabungan pendapatan, terjadi pula peningkatan beban perseroan. Beban yang meningkat paling tajam yakni beban pokok penjualan dan pemasaran meningkat setara 6,66 kali lipat dari hanya Rp431,49 miliar menjadi Rp3,3 triliun.

Rinciannya, beban promosi melonjak 12,74 kali lipat dari hanya Rp136,2 miliar menjadi Rp1,86 triliun per kuartal I/2022. Sedangkan, biaya iklan dan pemasaran naik 3,24 kali dari hanya Rp269,28 miliar menjadi Rp1,14 triliun.

Selain itu, beban pokok pendapatan GOTO pada kuartal I/2022 naik 75,32 persen dari Rp693,14 miliar menjadi Rp1,21 triliun. Beban umum dan administrasi juga naik tajam 270,15 persen menjadi Rp2,58 triliun.

Beban pengembangan produk naik 85 persen menjadi Rp995,94 miliar, sementara beban penyusutan dan amortisasi naik 128 persen menjadi Rp761,46 miliar. Adapun, beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp434,79 miliar.

Beban-beban yang meningkat sepanjang kuartal I/2022 tersebut membuat GOTO mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp6,62 triliun melonjak 234,64 persen dari kuartal yang sama tahun lalu rugi sebesar Rp1,98 triliun.

Sebenarnya, setelah merger, pendapatan bersih grup GOTO meningkat 65,69 persen menjadi Rp1,49 triliun per kuartal I/2022 dibandingkan dengan Rp904,83 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper