Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) melalui anak usahanya PT Smart Telecom (smartel) mengantongi pinjaman baru dari China Development Bank (CDB) sebesar 500 juta renminbi atau setara Rp1,08 triliun.
Pada 20 Mei 2022, Smartel menandantangani Fasilitas Kredit Pembelian Fase V sebesar 500 juta renminbi dengan jangka waktu 8 tahun. Fasilitas pinjaman akan digunakan untuk membiayai belanja modal Smartel.
“Fasilitas tersebut dibayar dengan 11 kali cicilan yang dimulai dari tahun keempat. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga 5 persen per tahun dan jatuh tempo pembayaran bunga setiap 3 bulan,” ungkap manajemen FREN dalam laporan keuangan kuartal I/2022, dikutip Sabtu (28/5/2022).
Fasilitas Kredit Pembelian Fase V dijamin dengan jaminan yang sama dengan kredit fase III dan IV dari CDB, ditambah dengan sebagian saham FREN yang dimiliki oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT DSSE Energi Mas Utama.
Diketahui, jumlah keseluruhan saham FREN yang dijaminkan mencapai 34.257.382.000 saham atau sekitar 11 persen dari seluruh saham yang diterbitkan perseroan.
Sebagai kompensasi terhadap penjaminan saham oleh DSSA dan DSSE Energi Mas Utama, Smartel memberikan imbalan penjaminan yakni sebesar Rp1 miliar per tahun selama masa penjaminan kepada DSSA dan DSSE.
Baca Juga
Pemberian jaminan akan memastikan Smartel memperoleh pendanaan atau pinjaman yang diperlukan untuk ekspansi bisnis yang akan meningkatkan kapasitas sehingga performansi keuangan Smartel akan semakin membaik dari sisi profitabilitas dan likuiditas.
Sebagai catatan, CDB merupakan salah satu kreditur besar Grup Sinarmas sekaligus bank asing yang konsisten memberikan pinjaman ke FREN.
Per 31 Maret 2022, FREN mencatatkan utang pinjaman kepada CDB sebesar Rp4,96 triliun. Kreditur terbesar kedua perseroan berikutnya adalah Niven Holding Ltd senilai Rp4,75 triliun. FREN juga memiliki utang pinjaman kepada Cisco System Capital Asia Pte Ltd senilai Rp139,85 miliar.
Adapun terdapat biaya yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun senilai Rp1,13 triliun. Alhasil, bagian utang jangka panjang FREN dari ketiga kreditur tersebut mencapai Rp8,72 triliun per 31 Maret 2022.