Bisnis.com, JAKARTA – PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melakukan ekspor multivitamin dan antiseptik ke Nigeria.
Emiten farmasi itu bekerjasama dengan perusahaan farmasi asal Nigeria, yang merupakan tahap pertama dari keseluruhan kerjasama.
Perseroan berencana membentuk pasar reguler di Nigeria. Adapun, kerjasama keduanya melibatkan berbagai pihak, seperti Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, KADIN, KBRI Abuja dan ITPC Lagos.
“Ekspor perdana ini merupakan pengiriman tahap pertama dari kerjasama yang telah disepakati dalam Indonesia Afrika Infrastructure Dialogue yang juga disaksikan oleh Presiden Joko Widodo” Ujar Jasmine Karsono, Direktur Pemasaran, Riset & Pengembangan Kimia Farma dalam keterangan resmi pada Rabu (25/5/2022).
Dia berharap pengiriman ekspor menjadi strategi penetrasi produk Kimia Farma di bagian barat Benua Afrika. Menurutnya produk farmasi yang diekspor adalah unggulan dari perseroan dengan kualitas yang telah memenuhi standar GMP (Good Manufacturing Practice) yang diproduksi oleh Kimia Farma dengan fasilitas modern dan terbesar di Asia tenggara.
Sebelumnya, Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos mengungkapkan industri farmasi bakal mendapatkan perbaikan kinerja karena ada perubahan produk yang diserap pasar pada 2022.
Baca Juga
"Tahun 2022 menjadi tahun turunnya pandemi Covid-19, Kimia farma juga melakukan perubahan produk dengan antisipasi inovasi yang dilakukan meningkatkan pendapatan saat ini," paparnya dalam public expose 2022, Rabu (11/5/2022).
Kimia Farma lanjutnya, menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 11 persen pada 2022. KAEF ini mencetak penjualan bersih sebesar Rp12,85 triliun tumbuh 28,49 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Ro10 triliun. Artinya, target pendapatan pada 2022 mencapai Rp14,26 triliun.
Jumlah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih KAEF pada 2021 tumbuh 16,13 kali lipat menjadi Rp302,27 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp17,63 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari menambahkan secara umum masih dapat meraih laba bersih sepanjang kuartal I/2022.
"Angka ril belum bisa disampaikan, tetapi memang ada dampak turunnya aktivitas Covid-19 ada perubahaan [penurunan] dengan tidak diberlakukannya lagi aturan swab atau tes PCR saat perjalanan, akan berpengaruh terhadap pencapaian kami per Maret 2022," katanya.