Bisnis.com, TANGERANG — Emiten ritel PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) menargetkan pertumbuhan kinerja moderat pada 2022, di tengah antisipasi inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga.
Pada 2021, emiten pengelola jaringan ritel Alfamidi dan Lawson ini membukukan pendapatan neto konsolidasian sebesar Rp13,58 triliun, tumbuh 7,30 persen dari Rp12,66 triliun pada 2020.
Pertumbuhan tahunan pada 2021 lebih rendah daripada 2020 yang mencapai 8,90 persen. Perseroan menyebutkan realisasi pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah pada 2021 disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih terdampak oleh pandemi Covid-19.
"Kami melihat tahun ini secara data ekonomi mulai membaik, dengan rekor mudik, kami optimistis bisa tumbuh lebih dari itu. Namun kami berusaha moderat, kami tidak terlalu agresif tetapi tetap berusaha tumbuh, minimal sama dengan tahun lalu. Dari sisi laba juga demikian,” kata Direktur Keuangan MIDI Suantopo Po dalam paparan publik, Rabu (25/5/2022).
Target moderat ini juga ditetapkan perusahaan di tengah antisipasi kenaikan inflasi. Di sisi lain, Bank Indonesia juga berpotensi menaikkan suku bunga acuan pada semester II/2022.
“Kita juga perlu mempertimbangkan tingkat inflasi. Kita tahu tingkat suku bunga The Fed Sudah naik 2 kali dan BI belum melakukan perubahan, tetapi ada potensi pada semester II/2022. Itu juga yang perlu kami perhatikan. Kami tidak ingin terlalu agresif, tetapi tetap tumbuh moderat,” tambahnya.
Baca Juga
Untuk mencapai target 2022, Suantopo mengatakan MIDI akan memperkuat posisi sebagai perusahaan ritel multi-format. Perusahaan sejauh ini mengelola jaringan ritel dengan merek Alfamidi, Alfamidi Super, Midi Fresh, dan Lawson dengan dengan total 2.095 gerai sampai akhir Desember 2021.
“Kami juga akan mengoptimalkan layanan belanja online melalui aplikasi Midi Kriing dan juga melalui channel lainnya. Dari sisi merchandising, kami akan menyediakan produk yang lebih lengkap untuk memaksimalkan area penjualan dan optimalisasi margin dengan harga yang kompetitif,” kata dia.
Tahun ini, MIDI menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp800 miliar, yang sebagian besar akan dialokasikan untuk ekspansi 200 gerai baru. Perseroan tak menjelaskan detail jumlah gerai baru dari masing-masing merek.