Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mencatatkan kinerja yang cukup baik pada kuartal I/2022, antara lain dengan lonjakan laba bersih. Analis pun memberikan rekomendasi beli untuk saham PTBA.
Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mengatakan, saham PTBA direkomendasikan karena adanya potensi margin yang lebih tinggi, didukung oleh harga batu bara global yang lebih tinggi.
“Selain itu adanya potensi peningkatan kapasitas produksi disertai cadangan yang melimpah,” jelas Juan dalam risetnya, dikutip Senin (23/5/2022).
Kinerja cemerlang PTBA terlihat dari pendapatan perseroan periode ini meningkat 105,4 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp8,2 triliun sejalan dengan estimasi Mirae sebesar 20,6 persen dan konsensus sebesar 19,9 persen.
“Pertumbuhan pendapatan di kuartal I/2022 terutama didorong oleh harga jual rata-rata (ASP) yang lebih tinggi, dibarengi dengan peningkatan volume penjualan sebesar 7 juta ton,” imbuh Juan.
Sebagai catatan, volume penjualan PTBA meningkat 18,6 persen yoy. Sementara itu, laba bersih juga turut terdongkrak hingga 354,6 persen yoy sebesar Rp2,3 triliun sesuai dengan perkiraan run-rate Mirae dan konsensus.
Baca Juga
Volume produksi PTBA juga naik signifikan di periode ini, yaitu menjadi 6,3 juta ton atau sebesar 40 persen yoy. Pendapatan 2022 hingga 2023 mendatang dibidik sebesar Rp42,2 triliun dan Rp39,7 triliun.
Penyesuaian estimasi ini, menurut Juan, sejalan dengan asumsi harga batu bara global di tahun ini sebesar US$200 per ton, dan pada 2023 sebesar US$120 per ton.
Mirae merekomendasikan trading buy saham PTBA, dengan target harga Rp4.500.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, PTBA berencana melakukan ekspansi bisnis di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya dengan pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 melalui anak usaha PT Huadian Bukit Asam Power.
Seiring dengan ekspansi bisnis tersebut, PTBA menargetkan produksi batu bara di tahun ini sebesar 36,41 juta ton, dengan target volume penjualan batu bara mencapai 37,10 juta ton.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.