Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Investasi Berbasis ESG Di Indonesia Terus Bertumbuh

Investasi berbasis berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah Environmental, Social and Governance (ESG) khususnya di pasar modal dilaporkan terus mengalami pertumbuhan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen (tengah) berbincang dengan Dirut PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kanan), dan Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia Karman Pamurahardjo di sela-sela peluncuran market standard atau standardisasi pasar untuk transaksi Repurchase Agreement atau Repo, atas efek bersifat ekuitas, di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen (tengah) berbincang dengan Dirut PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kanan), dan Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia Karman Pamurahardjo di sela-sela peluncuran market standard atau standardisasi pasar untuk transaksi Repurchase Agreement atau Repo, atas efek bersifat ekuitas, di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi berbasis berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah Environmental, Social and Governance (ESG) khususnya di pasar modal dilaporkan terus mengalami pertumbuhan.

Hal ini seiring dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan yang disampaikan melalui seminar yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) secara virtual, Kamis (19/5/2022).

Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengungkapkan dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional, OJK juga melakukan penerapan keuangan berkelanjutan.

 “Ke depannya diperlukan perubahan pola pikir aktivitas bisnis perusahaan dari bisnis as usual menjadi bisnis yang juga mempertimbangkan faktor ESG seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, bencana alam dan dampak lingkungan lainnya,” ungkap Hoesen dalam seminar yang dilaksanakan IICD, Kamis (19/5/2022).

Hoesen mengungkapkan bahwa OJK telah mengeluarkan roadmap keuangan berkelanjutan tahap 1 dan 2. Di mana mulai tahun 2021 hingga 2025 mendatang dengan salah satu flagship programnya adalah penerbitan Taksonomi Hijau Indonesia (THI).

Di mana program tersebut merupakan sebuah panduan aktivitas ekonomi hijau yang berisikan daftar klasifikasi aktivitas ekonomi yang mendukung upaya perlindungan lingkungan.dan adaptasi perubahan iklim.

Dia memaparkan pasar modal saat ini telah memiliki empat index berorientasi pada penguatan ESG yang kinerjanya menunjukkan pertumbuhan positif. Kemudian pemerintah juga menerbitkan obligasi bertema ESG pada tahun 2021 dengan total Rp35,2 triliun.

“Perkembangan produk berbasis ESG juga terjadi pada produk investasi lainnya di pasar modal seperti reksa dana dimana terdapat data di OJK per 13 mei 2002 terdapat 25 reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif,” lanjutnya.

Adapun produk reksa dana dengan underlying asset ESG ungkapnya mencatatkan total nilai aktiva bersih sekitar Rp3,5 triliun.

Hoesen menyampaikan bahwa pertumbuhan berbasis ESG ini merupakan dampak dari meningkatnya perhatian investor atas isu-isu ESG sehingga mendorong kebutuhan akan produk atau instrumen investasi yang berkaitan dengan ESG.

Dia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan aspek ESG dalam seluruh aktivitas bisnis perusahaan agar bisnis bisa bertahan di masa depan.

“Rencana aksi ini harus segera secara bersama sama, gotong royong tidak hanya oleh pemerintah saja, namun juga harus didukung oleh pelaku sektor keuangan dan seluruh industri yang ada di Indonesia,” katanya.

Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat (LPP) Bursa Efek Indonesia (BEI) Saptono Adi Junarso di acara yang sama juga menyampaikan bahwa tren investasi ESG di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Pada 2016, BEI mencatat hanya ada 1 produk ESG di pasar modal. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 2021, tercatat sebanyak 15 produk berbasis ESG di pasar modal. 

“Reksadana maupun ETF berbasis ESG tetap mendapat tempat di investor pasar modal di Indonesia,” kata Saptono.

Menurutnya BEI melakukan berbagai upaya untuk penerapan ESG dengan menyediakan infrastruktur baik pasar dan produk, hingga mengedukasi pemangku kepentingan secara rutin dengan menggandeng asosiasi, serta membuka akses informasi baik melalui website dan microsite.

Saptono mengatakan BEI juga melakukan sejumlah inisiatif, diantaranya memberikan insentif dan kerjasama terkait penerbitan greenbonds.

Selain itu dia menyampaikan bahwa BEI juga memonitor laporan perusahaan, terkait tata kelola berkelanjutan.

Sebagai informasi, Institute for Corporate Directorship (IICD) mendorong penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). “Tata kelola keberlanjutan yang transparan dan mencapai kinerja yang terukur penting diperhatikan oleh setiap pelaku bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu untuk menerapkan strategi keberlanjutan. Membangun tata kelola berkelanjutan merupakan tugas kita bersama,” kata Chairman Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), Sigit Pramono.

Penerapan tata kelola keberlanjutan ditujukan untuk menjamin keberlanjutan bisnis dengan memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di setiap aspek operasional, menghindari konflik kepentingan dan pelanggaran etika bisnis, kejelasan lingkup pelaporan internal, kejelasan peran, kewenangan dan tanggung jawab dari setiap komponen perusahaan.

Sigit menjelaskan ESG menegaskan pentingnya aspek keberlanjutan pada segala aktivitas bisnis perusahaan. Pentingnya isu-isu ESG dapat digunakan sebagai kriteria dalam mengevaluasi perusahaan.  Para investor domestik dan global menggunakan kriteria ESG untuk menghindari investasi berisiko. Sehingga, integrasi ESG dalam operasional dan praktik bisnis adalah jalan yang harus ditempuh. “Jika kita berbicara terkait konsumen, preferensi konsumen terhadap produk dan layanan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial memungkinkan mereka untuk memenangkan kepercayaan pelanggan dan mendapatkan imbal hasil yang keberlanjutan,” kata Sigit.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper