Bisnis.com, JAKARTA - Investasi jumbo asal China yang bakal masuk ke Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik pada pertengahan tahun ini bakal mendongkrak kinerja PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) periode 2022.
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo menjelaskan bahwa investasi jumbo ini bakal signifikan buat pihaknya yang tengah mengejar target mampu menjual 40 hektare (ha) lahan JIIPE pada tahun ini.
"Pada kuartal I/2022 ini kami telah menjual 2,5 ha lahan. Selain itu, kami juga telah menandatangani investment framework aggrement dengan perusahaan besar dari China sebesar 37,5 ha, harapannya SPA [sales and purchase agreement] rampung di Juni atau Juli 2022," ujarnya dalam diskusi virtual bersama Indonesia Investment Education, Sabtu (14/5/2022).
Sebagai informasi, kawasan industri JIIPE yang berbasis di Gresik, Jawa Timur ini merupakan perusahaan patungan antara AKRA lewat PT Usaha Era Pratama Nusantara, dengan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.
Kawasan dengan luas total 3.000 ha ini terdiri dari kawasan industri 1.761 ha, pelabuhan laut dalam 400 ha, dan kawasan hunian modern seluas 800 ha. JIIPE mendapatkan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Teknologi & Manufaktur pada pertengahan 2021.
Haryanto belum bisa mengungkap lebih lanjut mengenai perusahaan terbuka jumbo asal China yang akan menjadi tenant baru JIIPE tersebut. Adapun, SPA masih menunggu entitas terkait membuat PT di Indonesia dan mendapatkan izin prinsip dari otoritas terkait.
Baca Juga
Namun, Haryanto memberikan bocoran bahwa entitas terkait merupakan industri yang bakal berkontribusi menyumbang recurring income dan cuan berkelanjutan buat AKRA, karena bergerak di sektor yang membutuhkan layanan-layanan yang disediakan AKRA dalam JIIPE.
"Kami baru bisa ungkap bahwa perusahaan ini akan banyak pakai gas, listrik, air, dan pakai jasa pelabuhan kita. Industri yang kami suka sekali, karena pakai lahannya lumayan, potensi recurring income buat kami juga besar," jelasnya.
Haryanto menggambarkan bahwa sektor dari para calon tenant JIIPE memang dipilih yang sanggup mendatangkan potensi recurring income jumbo. Contoh salah satu yang tampak nyata, misalnya sewa lahan dari smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) yang
"Jadi kami bukan asal jual lahan, tapi memilih yang bisa memberikan recurring income. Sampai sejauh ini kami bisa bilang cukup berhasil menarik para tenant yang sesuai. Kalau lancar, kami proyeksi pada 2025 nanti JIIPE mungkin akan menyumbang sampai sepertiga dari income kami," ungkapnya.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo Suresh Vembu menjelaskan bahwa JIIPE memang belum signifikan menyumbang kinerja laba perusahaan pada kuartal I/2022 ini. Sumber cuan utama masih dipegang bisnis utama AKRA, yaitu penjualan & distribusi bahan bakar, serta kimia umum buat industri.
Tepatnya dari laba kotor sebesar Rp739 miliar di sepanjang kuartal I/2022 ini, JIIPE memang baru menyumbang Rp62 miliar atau hanya 8 persen, bahkan tercatat turun dari kuartal I/2021 yang ketika itu senilai Rp252 miliar.
"Kalau ini ditambah yang sudah deal, kontribusi dari JIIPE ke laba bisa mencapai 20 persen. Kontribusi pendapatannya bukan cuma dari penjualan lahan, tapi juga sewa seperti smelter Freeport. Selain itu juga utilitas, seperti listrik, gas, pengelolaan air limbah, logistik, dan lain-lain," ujarnya.
Adapun, pendapatan AKRA dari JIIPE secara terperinci pada kuartal I/2022 ini mencapai Rp47 miliar dari penjualan lahan, Rp42 miliar dari sewa, dan Rp8 miliar dari utilitas.
Sebagai perbandingan, pendapatan AKRA dari JIIPE sepanjang tahun lalu totalnya Rp539 miliar, terdiri dari Rp366 miliar dari penjualan lahan, Rp139 miliar dari sewa, Rp34 miliar dari utilitas.
"Kalau target tahun ini tercapai, pendapatan dari penjualan lahan sepanjang tahun ini bisa lebih dari Rp1 triliun, sementara dari sewa estimasinya lebih dari Rp200 miliar. Jadi kalau, dibandingkan tahun lalu sudah pasti bisa tumbuh dua kali lipat," tutupnya.