Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Rebound! Nasdaq Mantul 3 Persen, Bitcoin di Atas US$30.000

Pergerakan tajam lebih tinggi pada indeks AS terjadi setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bahwa dua kenaikan suku bunga 50 basis poin akan dilakukan untuk dua pertemuan The Fed berikutnya.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat dibuka menguat pada perdagangan Jumat (13/5/2022) waktu setempat meskipun secara mingguan indeks acuan AS masih mengalami kerugian.

Berdasarkan data Bloomberg pada 21.00 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menguat 1,16 persen atau 368,48 poin ke 32.098,78, sementara S&P 500 melejit 1,87 persen atau 73,63 poin ke 4.003,71, dan Nasdaq melesat 3 persen atau 341,83 poin ke 11.712,79.

Pergerakan tajam lebih tinggi pada indeks AS terjadi setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali dalam sebuah wawancara dengan radio publik Marketplace pada Kamis (12/5/2022) bahwa dua kenaikan suku bunga 50 basis poin akan dilakukan untuk dua pertemuan The Fed berikutnya.

Dalam wawancara tersebut, Powell menegaskan para pejabat tidak secara aktif mempertimbangkan kenaikan suku bunga hingga 75 basis poin. Komentarnya menggemakan apa yang juga dikatakan pejabat Fed lainnya minggu ini.

Sehari sebelumnya, S&P 500 telah ditutup dalam tren bearish, mencerminkan penutupan setidaknya 20 persen dari rekor tertinggi baru-baru ini. Indeks telah menurun lebih dari 18 persen dari rekor tertinggi 3 Januari 2021 hingga penutupan Kamis, dan bergerak menuju penurunan mingguan sebesar 4,7 persen jika level bertahan hingga akhir sesi Jumat.

Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite masing-masing juga menuju kerugian mingguan masing-masing 3,6% dan 6,4%, berdasarkan harga penutupan Kamis. Imbal hasil Treasury telah melonjak dan kemudian memangkas kenaikan kembali minggu ini, dengan yield tenor10 tahun obligasi pemerintah AS melayang di sekitar 2,9 persen Jumat pagi.

Harga Bitcoin pulih untuk diperdagangkan di atas US$30.000 setelah menetapkan level terendah sejak Desember 2020, karena penurunan harga Luna semakin bergema di pasar cryptocurrency.

Perputaran pasar minggu ini bertepatan dengan dua laporan inflasi utama yang lebih panas dari perkiraan. Indeks Harga Produsen menunjukkan kenaikan 11 persen secara tahunan. Posisi ini hanya sedikit moderat dari tingkat tertinggi sepanjang masa di bulan Maret sebesar 11,5 persen.

Sementara itu, Indeks Harga Konsumen yang dirilis awal pekan ini menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 8,3 persen dalam harga yang dibayar konsumen bulan lalu.

"Inflasi telah menjadi tidak hanya topikal, tetapi masalah nyata bagi pasar yang lebih luas, karena The Fed juga telah meningkatkan prospeknya untuk jumlah kenaikan [suku bunga] yang diperlukan,” kata Sonali Pier, direktur pelaksana dan manajer portofolioPimco kepada Yahoo Finance Live.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper