Bisnis.com, JAKARTA – Direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengambil langkah trading halt bagi indeks harga saham gabungan (IHSG) bila hal ini terjadi.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W. Widodo menegaskan pihaknya akan menarik tuas rem jika IHSG turun lebih dari 5 persen.
“Akan ada trading halt selama 30 menit apabila indeks turun menyentuh 5 persen,” katanya pada Senin (9/5/2022).
Sementara itu sampai dengan pukul 14.07 WIB IHSG sudah tiarap sampai dengan 4,37 persen ke level 6.912. Investor asing tercatat melakukan penjualan hingga Rp2,08 triliun.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, salah satu faktor merosotnya IHSG disebabkan adagium “sell in May and go away” masih relevan pada Mei 2022.
“Sebelumnya saya sudah pernah ngobrol dengan teman-teman pewarta lainnya bahwasanya adagium ‘sell in May and go away’ masih relevan pada Mei 2022,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (9/5/2022).
Baca Juga
Adagium "sell in May and go away" cukup dikenal di dunia pasar modal. Momentum Mei dinilai sebagai waktu yang tepat bagi emiten untuk menekan risiko dengan rebalancing portofolio.
Fenomena ini ditandai dengan hengkangnya investor dari pasar modal, khususnya dari saham-saham dengan risiko tinggi.
Di Indonesia, umumnya transaksi di bursa akan sedikit berkurang saat bulan Ramadan hingga pekan Lebaran. Otomatis, jumlah dan volume transaksi akan berkurang sehingga menekan IHSG secara keseluruhan.