Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Pengetatan Pasokan Berpeluang Kerek Harga Minyak

Harga minyak telah bergerak naik akhir-akhir ini yang dipicu oleh usulan dari Uni Eropa untuk menghentikan suplai minyak mentah Rusia dalam enam bulan dan produk olahan minyak pada akhir 2022.
Fasilitas produksi minyak Rusia di Vankorskoye, Siberia./Antara-Reuters
Fasilitas produksi minyak Rusia di Vankorskoye, Siberia./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak berpeluang bergerak naik di tengah kekhawatiran pasar terhadap mengetatnya suplai menjelang penerapan embargo minyak Rusia oleh Eropa.

Mengutip data Bloomberg, Minggu (8/5/2022), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terpantau naik 1,51 poin atau 1,39 persen ke US$109,77 per barel. Sedangkan harga minyak Brent naik 1,49 poin atau 1,34 persen ke US$112,39 per barel.

Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal mengatakan harga minyak telah bergerak naik akhir-akhir ini yang dipicu oleh usulan dari Uni Eropa untuk menghentikan suplai minyak mentah Rusia dalam enam bulan dan produk olahan minyak pada akhir 2022.

"Sanksi tersebut juga akan melarang semua pengiriman dan layanan asuransi untuk pengiriman minyak Rusia. Namun, rencana tersebut masih membutuhkan dukungan suara bulat dari 27 negara di blok tersebut," tulisnya dalam riset, dikutip Minggu (8/5/2022).

Dari sisi suplai, Organization of the Petrloeum Exporting Countries (OPEC), Rusia dan produsen sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah setuju seperti yang diperkirakan untuk peningkatan bulanan moderat dalam produksi minyak.

Mereka mengabaikan seruan dari negara-negara Barat untuk menaikkan produksi lebih banyak. OPEC+ sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 432.000 barel per hari, yang mana ini sesuai dengan rencana untuk pelonggaran pembatasan yang dibuat ketika pandemi yang menurunkan permintaan.

MIFX memperkirakan harga minyak berpeluang dibeli selama bergerak di atas level support di US$110 karena berpotensi bergerak naik membidik resistance terdekat di US$111,50.

Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level US$110, minyak mentah berpeluang dijual karena berpotensi turun lebih lanjut membidik support selanjutnya di US$109 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper