Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak terkoreksi setelah libur Lebaran. Analis memperkirakan IHSG akan memasuki fase konsolidasi dalam jangka pendek. Namun demikian, koreksi tersebut diyakini bisa menjadi pertanda untuk melakukan aksi beli.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, selama tiga pekan sebelum lebaran, IHSG telah bergerak menguat sebelum akhirnya memasuki fase konsolidasi.
"Kemungkinan besar besok IHSG akan mengalami penurunan. Kalau misalnya turun lebih dalam dari 7.150 maka ada kemungkinan besar IHSG akan menuju ke 7.080, jadi tekanannya cukup lumayan," kata Nico kepada Bisnis, Minggu (8/5/2022).
Menurut Nico, tekanan terhadap IHSG akan datang dari eksternal dengan peningkatan suku bunga di berbagai negara. Dia menilai, data ekonomi dalam negeri bisa mengurangi tekanan bagi IHSG.
Dengan peningkatan suku bunga di eksternal, Nico melihat Bank Indonesia (BI) tidak akan diam saja melihat hal ini. Dia percaya stabilitas dan volatilitas pasar akan menjadi perhatian BI.
"Tekanan ke IHSG sepertinya akan terjadi jangka pendek. Tekanan jual pun masih dalam keadaan tinggi karena ada sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Tapi, jika fundamental ekonomi membaik, koreksi ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembelian," ucapnya.
Baca Juga
Adapun di hari terakhir perdagangan pada Kamis (28/5/2022), IHSG ditutup menguat 32,1 poin atau 0,45 persen ke level 7.228,91. Sebanyak 307 saham menguat, 226 saham melemah, dan 162 saham bergerak stagnan.
Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih di seluruh pasar senilai Rp2,38 triliun. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, ASII, dan BBRI.