Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) merampungkan akuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia, Dampier Coal Pty Ltd.
Dalam keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia, penyelesaian rencana transaksi pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd telah oleh anak usaha DSSA, Stanmore Resources Limited (Stanmore) melalui Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC).
“Perseroan mengumumkan bahwa pada hari Selasa, 3 Mei 2022, Stanmore melalui SMC telah melakukan penyelesaian rencana transaksi pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd,” tulis manajemen, dikutip Rabu (4/5/2022).
Pengambilalihan ini didanai antara lain dengan dana kas internal Stanmore setelah penawaran penerbitan hak pro-rata saham biasa Stanmore dan penarikan fasilitas pembiayaan pengambilalihan senilai US$625 juta.
“Dengan penyelesaian transaksi pengambilalihan ini, Stanmore melalui SMC telah secara efektif memiliki 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd., selaku pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd,” imbuh manajemen.
Adapun, pengambilalihan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemegang saham Perseroan.
Baca Juga
Sebelumnya, emiten grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) mendirikan cucu usaha baru dengan total modal Rp2,5 miliar.
Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa Susan Chandra menjelaskan melalui keterbukaan informasi yang dikutip Sabtu (16/4/2022), telah mendirikan entitas anak baru bernama PT DSST Video Gemilang.
"Perseroan melalui PT DSST Mas Gemilang [DSST MG] dan PT Sinarmas Sukses Sejahtera [SSS] mendirikan entitas anak baru bernama PT DSST Video Gemilang [DVI] dengan kegiatan usaha sebagai perusahaan holding," terangnya.
Adapun, jumlah modal ditempatkan dan disetor DVI sebesar Rp2,5 miliar. DSST MG dan SSS merupakan entitas anak langsung perseroan dengan kepemilikan saham lebih dari 99 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, sampai dengan 31 Desember 2021, kinerja DSSA mencatatkan pendapatan usaha senilai US$2,16 miliar, jumlah ini lebih besar dari pendapatan usaha US$1,50 miliar pada 2020.
Kendati beban usaha perusahaan naik ke US$404,97 juta pada 2021 dari US$354,28 juta pada 2020, DSSA berhasil mencetak laba kotor US$902,11 juta pada 2021 dari tahun sebelumnya senilai US$527,92 juta.
Adapun, laba usaha DSSA tercatat mencapai US$497,13 juta pada 2021 dari tahun sebelumnya US$173,64 juta pada 2020. Laba sebelum pajak tercatat mencapai US$397,37 juta sepanjang 2021, berbalik dari rugi US$5,41 juta pada 2020.
Selanjutnya, laba tahun berjalan mencapai US$265,33 juta pada 2021, berbalik dari dari rugi US$US$57,87 juta pada 2020. Adapun, laba per saham diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$0,16 dari rugi US$0,11.
Harga saham DSSA bercokol di posisi 35.575 hingga penutupan perdagangan Kamis (14/4/2022). Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp27,41 triliun.