Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Nantikan Kenaikan Suku Bunga The Fed, Dolar AS di Atas Angin

Dolar AS menguat terhadap mata uang utama, sebelum kenaikan suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan minggu ini.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS menguat dan mendekati level tertinggi 20 tahun terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Selasa (3/5/2022) waktu Jakarta, sebelum kenaikan suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan minggu ini.

Para pedagang fokus ke potensi bank sentral AS yang diperkirakan akan mengadopsi kebijakan yang lebih hawkish daripada perkiraan banyak orang.

The Fed telah mengambil pendekatan yang semakin agresif untuk kebijakan moneter ketika menangani inflasi yang melonjak pada kecepatan tercepat dalam 40 tahun. Diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin dan mengumumkan rencana untuk mengurangi neraca 9 triliun dolar AS ketika menyimpulkan pertemuan dua hari pada Rabu (4/5/2022).

Meskipun peluangnya terlihat rendah, beberapa investor mengamati kemungkinan kenaikan 75 basis poin, atau laju penurunan neraca yang lebih cepat dari yang diperkirakan saat ini.

"Banyak pedagang mengantisipasi bahwa The Fed tidak akan mundur dari sikap hawkish ini dan Anda masih bisa melihat beberapa kejutan hawkish, dan itulah mengapa dolar kemungkinan akan mempertahankan kenaikannya menjelang pertemuan," kata Edward Moya, seorang analis senior dengan OANDA di New York.

Dolar AS terakhir berada di 103,72 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, setelah mencapai 103,93 pada Kamis (28/4/2022), tertinggi sejak Desember 2002. Sementara itu, Euro berada di 1,0493 dolar, setelah turun ke 1,0470 dolar pada Kamis (28/4/2022), terendah sejak Januari 2017.

Mata uang tunggal terluka setelah data menunjukkan pertumbuhan output manufaktur zona euro terhenti bulan lalu karena pabrik-pabrik berjuang untuk mendapatkan bahan baku, sementara permintaan terpukul dari kenaikan harga-harga yang tajam.

Euro telah menderita dari kekhawatiran tentang inflasi, pertumbuhan dan ketidakamanan energi sebagai akibat dari sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah invasi ke Ukraina.

Di sisi lain, kekhawatiran pertumbuhan global juga telah mendorong permintaan untuk greenback karena China menutup kota-kota dalam upaya untuk membendung penyebaran Covid-19. Pihak berwenang di Shanghai pada Senin (2/5/2022) melaporkan 58 kasus baru di luar daerah yang dikunci ketat, sementara Beijing terus menguji jutaan orang.

Alhasil, aktivitas pabrik China mengalami kontraksi pada kecepatan yang lebih curam pada April karena penguncian menghentikan produksi industri dan mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi tajam pada kuartal kedua yang akan membebani pertumbuhan global.

Dolar AS naik 0,6 persen versus yuan China di pasar luar negeri, mencapai 6,6820, tepat di bawah 6,6940 yang disentuh pada Jumat (29/4/2022), yang merupakan tertinggi sejak November 2020.

Yen Jepang bertahan tepat di atas posisi terendah 20 tahun yang dicapai terhadap dolar pada Kamis (28/4/2022), ketika bank sentral Jepang memperkuat komitmennya untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari untuk mempertahankan target imbal hasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper