Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah kepemilikan saham Pieter Tanuri bertambah di PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA) per 27 April 2022.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dikutip Minggu (1/5/2022), Pieter melakukan akumulasi kepemilikan saham BOLA pada Rabu (27/4/2022).
Sehari sebelumnya atau pada Selasa (26/4/2022), Pieter memegang 2,39 miliar saham BOLA atau setara dengan kepemilikan 39,97 persen. Posisi itu berubah sehari kemudian.
Pieter tercatat memegang 2,41 miliar saham BOLA atau setara dengan 40,21 persen. Artinya, dia memborong sekitar 14,35 juta lembar saham BOLA pada Rabu (27/4/2022).
Sepanjang periode berjalan 2022 atau hingga Kamis (28/4/2022), saham BOLA masih bergerak dalam tren negatif. Pergerakan harga masih mencetak return negatif dengan koreksi 38,24 persen year-to-date (ytd) ke level Rp386.
Dalam catatan Bisnis.com, Pieter juga masih rajin melakukan akumulasi ketika para investor besar lain tergoda untuk melakukan divestasi di tengah lonjakan harga BOLA pada 2021 lalu.
Baca Juga
Investor-investor besar tersebut misalnya adalah Asuransi Jiwa Kresna, Miranda, dan Ayu Patricia Rachmat.
Nama pertama, yang merupakan investor institusional, melakukan divestasi terhadap 2,34 juta lembar saham BOLA sepanjang 7-9 Juli 2021. Divestasi itu membuat kepemilikan Asuransi Kresna susut, dari 551,7 juta lembar atau 9,2 persen menjadi 549,4 juta lembar alias 9,16 persen.
Adapun Miranda, yang namanya terkoneksi dengan cofounder Northstar sekaligus bos Persib Bandung Glenn Sugita, sudah mengilang dari daftar pemegang saham di atas 5 persen sejak Februari 2021. Miranda juga melepas saham BOLA ketika harganya sedang dalam tren naik.
Sementara Ayu, nama terakhir, melakukan penjualan saham BOLA sebanyak 10,21 juta lembar pada Agustus 2021. Penjualan tersebut membuat kepemilikannya susut, dari 5,25 persen menjadi 5,08 persen saja.
Sebagai konteks, Ayu merupakan putri kandung bos Grup Triputra TP Rachmat. Sama seperti Miranda, dia juga memiliki ‘koneksi’ dengan Northstar mengingat suaminya, yakni Patrick Walujo, juga merupakan salah satu pendiri perusahaan private equity tersebut.