Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Diprediksi Tetap Panas hingga 2023, Cek Katalisnya

Laporan dari Whitehaven Coal Ltd menyebutkan, rerata harga batu bara pada April 2022 telah mencapai US$302 per ton.
Pekerja memeriksa kualitas batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk. di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pekerja memeriksa kualitas batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk. di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Gangguan pasokan batu bara global akibat invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi katalis yang menopang reli harga komoditas tersebut hingga 2023.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (20/4/2022), rerata harga batu bara acuan Newcastle sepanjang kuartal I/2022 berada di level US$264 per ton. Rata-rata tersebut 43 persen lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal IV/2021 lalu.

Laporan dari Whitehaven Coal Ltd menyebutkan, rerata harga batu bara pada April 2022 telah mencapai US$302 per ton. Sementara, kontrak berjangka batu bara untuk bulan Mei telah melonjak sekitar sepertiga dari harga tersebut.

Lonjakan harga tersebut terjadi seiring dengan Korea Selatan dan Jepang yang menghindari pembelian batu bara dari Rusia. Kedua negara tersebut merupakan salah satu konsumen batu bara utama di pasar global.

Di sisi lain, negara–negara konsumen juga dihadapkan pada keterbatasan alternatif produsen yang memicu pasar batu bara tertekan. Laporan tersebut menyebutkan, harga batu bara thermal maupun metalurgi akan tetap menguat sepanjang 2022 hingga tahun depan.

“Pasar tidak mungkin tidak merasakan dampak dari hilangnya pasokan sebesar 110 juta ton. Sentimen ini semakin menambah tekanan di pasar batu bara yang kami lihat sudah sangat ketat,” jelas CEO Whitehaven, Paul Flynn.

Flynn melanjutkan, meski konsumen tetap menerima pengiriman kontrak batu bara yang telah dipesan dari Rusia, sejumlah tender yang dilakukan oleh konsumen di Jepang dan Korea Selatan secara khusus mengecualikan pembelian dari Rusia.

Di sisi lain, India dan China meningkatkan pembelian batu bara dari Rusia. Data dari Kpler Holding SA mencatat, India mengimpor 1,08 juta ton batu bara Maret lalu, atau dua kali lipat dari volume bulan sebelumnya.

Sementara itu, China meningkatkan impor batu bara untuk industri pembuatan baja sebanyak dua kali lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper