Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Senin (18/4/2022) meskipun indeks dolar AS mengalami penguatan. Rupiah salah satunya didorong oleh sentimen surplus neraca perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (18/4/2022) pukul 15.00 WIB, mata uang Garuda ditutup menguat 0,17 persen atau 24,5 poin menjadi Rp14.356 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga bergerak di zona hijau, naik 0,39 persen ke posisi 100,71.
Pasang mata uang di Asia lainnya yang juga mengalami penguatan hanya dolar Hongkong, yang menguat tipis 0,01 persen. Sementara itu, seluruh mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan penguatan dolar AS lantaran tingginya minat investor pada dolar AS sebagai aset safe haven di tengah ketegangan konflik antara Rusia dan Ukraina. Selain tu, yield obligasi AS tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan ke level 2,82 persen.
Di sisi lain, penguatan rupiah didukung oleh laporan Surplus Neraca Dagang pada kuartal I/2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan surplus neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif sejak Januari hingga Maret 2022 mencapai US$9,33 miliar.
Jumlah ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$5,52 miliar, atau dari 2020 hanya US$2,54 miliar.
Baca Juga
Selain itu, total nilai ekspor Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai US$66,14 persen. Adapun, total nilai impor selama kuartal I/2022 mencapai US$46,82 miliar.