Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) masih terus melanjutkan penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang. Operasionalnya terpaksa mundur karena PLN masih kelebihan pasokan.
Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan, progres PLTU Batang berjalan baik, namun ada beberapa kali koordinasi kembali dengan PLN lantaran saat ini PLN sedang dalam kondisi oversupply.
"Memang ada diskusi PLN dengan kami bagaimana bisa berkolaborasi dengan PLN supaya PLTU Batang jangan segera onstream, karena bisa membebani PLN juga. Untuk itu dengan pertimbangan strategis kita tunda COD-nya Insya Allah akhir tahun ini kita bisa mulai jalan, jadi dengan pulihnya ekonomi diharap demand listrik membaik, oversupply PLN bisa terserap,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (18/4/2022).
Boy Thohir mengatakan, ditundanya operasional PLTU Batang merupakan strategi kolaborasi dengan PLN.
“Teman-teman di PLN sangat berterima kasih juga dengan Adaro karena mau kerja sama, mencari solusi agar tidak ada yang dirugikan, sehingga antara Adaro dan PLN itu punya hubungan yang sangat baik,” imbuhnya.
Sampai akhir kuartal III/2021 pembangunan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) telah mencapai perkembangan konstruksi 95,8 persen pada pembangkit listrik di Batang, Jawa Tengah. Adapun kapasitas pembangkit listrik tersebut nantinya mencapai 2x1.000 MW.
Baca Juga
PLTU Batang setelah beroperasi akan menyuplai listrik di Jawa-Bali dan membutuhkan sekitar 7 juta-8 juta ton batu bara per tahun, yang sebagian besar akan disuplai oleh Grup Adaro sebanyak 60 persen-65 persen.