Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham ANTM Menguat, Sentimen Positif Proyek Baterai CATL

Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menghijau pasca kerja sama proyek integrasi baterai EV dengan Guangdong Brunp Recycling Technology Co., Ltd (Brunp).
Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) mencatat pertumbuhan positif kinerja produksi unaudited komoditas feronikel pada periode triwulan ke-2 tahun 2020 sebesar 6.447 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau naik sebesar dua persen dibandingkan kuartal sebelumnya. ANTARA FOTO/Jojon
Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) mencatat pertumbuhan positif kinerja produksi unaudited komoditas feronikel pada periode triwulan ke-2 tahun 2020 sebesar 6.447 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau naik sebesar dua persen dibandingkan kuartal sebelumnya. ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam pada perdagangan hari ini, Senin (18/4/2022) terpantau parkir di zona hijau, menguat 4,32 persen atau setara 120 poin ke posisi 2.900.

Kinerja saham yang cukup baik hari ini diwarnai sentimen positif kerja sama ANTM melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) asal China, Guangdong Brunp Recycling Technology Co., Ltd (Brunp).

Kerja sama dalam proyek Integrasi Baterai EV Indonesia tersebut meliputi penambangan dan pemrosesan nikel, pengolahan bahan baterai EV, pembuatan baterai EV, serta daur ulang baterai.

Proyek dengan nilai investasi US$5,968 miliar ini akan digarap di Kawasan Industri FHT Halmahera Timur Maluku Utara, dan juga beberapa tempat lainnya.

Pendiri dan Ketua CATL Robin Zeng menyatakan, proyek kerja sama dengan Antam dan IBC ini akan menjadi tonggak penting bagi perusahaan untuk memperluas bisnis.

Proyek ini dinilai akan meningkatkan kinerja CATL di bidang industri baterai, menurunkan biaya produksi, hingga mendorong pengembangan bisnis daur ulang baterai. Selain itu, memastikan ketersediaan pasokan bahan baku yang diperlukan.

“Proyek Indonesia akan menjadi lambang persahabatan abadi antara China dan Indonesia,” ujar Robin dalam pernyataan resmi di laman CATL, dikutip Senin (18/4/2022).

Saat ini, Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasokan kendaraan listrik dengan bermodalkan cadangan nikel yang melimpah.

Kenaikan harga komoditas termasuk nikel akibat sentimen geopolitik Rusia-Ukraina diproyeksikan akan terus berlanjut hingga semester I di tahun 2022.

Hingga saat berita ini diterbitkan, Bisnis masih dalam proses konfirmasi dengan pihak IBC terkait dengan proyek Integrasi Baterai EV Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper