Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tembus Rekor Penutupan Tertinggi, Saham GOTO Rebound

Saham GOTO naik 1,08 persen atau 4 poin menjadi Rp374, setelah kemarin turun 3 persen.
Acara pencatatan saham perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). Sumber: Youtube IDX
Acara pencatatan saham perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). Sumber: Youtube IDX

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup berbalik menguat pada perdagangan Rabu (13/4/2022) seiring dengan pencapaian IHSG ke rekor penutupan tertinggi.

Saham GOTO naik 1,08 persen atau 4 poin menjadi Rp374. Sepanjang sesi, saham GOTO bergerak di rentang Rp360-Rp380. Sempat berkutat di zona merah sejak awal perdagangan, saham GOTO berbalik hijau jelang penutupan.

Total transaksi saham GOTO hari ini mencapai Rp1,21 triliun. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp442,95 triliun.

Sebelumnya, pada Senin (11/2022) setelah listing perdana saham GOTO ditutup naik 13,02 persen menjadi Rp382. Namun, pada Selasa (12/4/2022), saham GOTO turun 3,1 persen menuju Rp370.

Saham GOTO pun menjadi salah satu pendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini yang mencapai rekor penutupan tertinggi.

IHSG menguat 0,67 persen atau 47,99 poin ke 7.262,77 pada akhir perdagangan Rabu (13/4/2022). IHSG hari ini bergerak di rentang 7.212,86-7.266,77.

Sejumlah 274 saham naik, 256 saham turun, dan 157 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp17,06 triliun, dengan kapitalisasi pasar Rp1,18 triliun.

Indonesia Research Analyst Nomura Verdhana Ahmad Maghfur Usman mengungkapkan emiten berkode GOTO ini memiliki aset data yang komprehensif.

GOTO memiliki ekosistem digital yang lengkap dan koleksi database yang lengkap (terdiri atas layanan on-demand, e-commerce, dan fintech), dan memiliki catatan yang baik dalam eksekusi atau monetisasi bisnis seperti peluncuran layanan GoFood di Indonesia.

"GOTO juga memiliki loyalitas pelanggan yang kuat, sebagaimana terbukti dalam kinerja pertumbuhan pendapatan yang menarik pada 2020, saat menyaksikan penurunan yang signifikan selama pandemi," jelasnya dalam riset dikutip Rabu (13/4/2022).

Nomura lanjutnya, melihat ruang yang signifikan bagi GOTO tumbuh lebih jauh, mengingat Indonesia masih memiliki penetrasi pasar yang rendah, frekuensi penggunaan rendah, dan rata-rata belanja konsumen Indonesia yang rendah.

Riset ini berharap peningkatan daya beli Indonesia akan mempercepat pertumbuhan belanja online, dan GOTO menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang mendapat manfaat besar dari tren tersebut.

"Kami memproyeksikan CAGR nilai transaksi bruto atau gross transaction value [GTV] yang kuat sebesar 35,3 persen selama 2022-2025 dibandingkan dengan industri yang tumbuh 22,3 persen berdasarkan perkiraan Redseer," terangnya.

Di sisi lain, GOTO perlu berinvestasi lebih jauh memperluas basis pasarnya, terutama memaksimalkan sinergi dari merger dengan Tokopedia pada Mei 2021 dan melanjutkan pemulihan mobilitaspasca pandemi di Indonesia.

Ahmad memproyeksikan GTV tahun penuh 2024 GOTO tumbuh sebesar 79 persen dari 2022, dengan kerugian EBITDA kemungkinan akan tetap di level 2022.

"Pertumbuhan pendapatan GOTO seharusnya melampaui pertumbuhan GTV secara bertahap, didukung oleh kemungkinan peningkatan tarif dan pengurangan insentif," katanya.

Nomura mengharapkan margin positif pada tahun penuh 2024, dipimpin oleh kemungkinan penurunan penjualan dan biaya pemasaran terhadap GTV.

Dengan skala ekonomi yang besar, GOTO dipercaya memiliki strategi monetisasi yang akan menghasilkan arus kas operasi yang kuat secara berkelanjutan.

Nomura mulai pemantauannya terhadap GOTO dengan menyematkan peringkat beli dan target price (TP) Rp416 yang menyiratkan kenaikan 23,1 persen dari harga IPO Rp338.

"Dalam pandangan kami, GOTO layak mendapatkan penilaian premium. TP berbasis SOTP kami sebesar Rp416 menyiratkan 11,9 kali 2023F P/S. Kami menghargai layanan on-demand GOTO di 9 kali dan e-commerce di 12 kali, keduanya setara dengan perusahaan teknologi India mengingat kondisi pasar mereka yang serupa," tuturnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper