Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja BUMN Karya Bisa Pulih Lebih Cepat, Ini Alasannya

Tantangan ke depan emiten BUMN karya adalah kekuatan pendanaan terutama kemampuan leverage dan kepercayaan dari lembaga pendanaan seperti bank.
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN karya dipercaya bakal pulih lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan jasa konstruksi swasta. Performa tahun buku 2021 dipercaya menjadi modal mengarungi tahun ini.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan performa keuangan emiten BUMN Karya memperlihatkan indikasi pemulihan pada 2021 dan hal tersebut searah dengan membaiknya kondisi Covid-19 di tanah air yang mendorong pemulihan ekonomi.

Produk domestik bruto (PDB) Indonesia juga membaik setiap kuartalnya, termasuk penyaluran kredit perbankan yang terus meningkat. Sepanjang tahun berjalan ini, pemulihan pun terus berlanjut.

"Apalagi di awal tahun ini, Indonesia diuntungkan dengan adanya kenaikan harga komoditas oleh sentimen invasi Rusia ke Ukraina. Pada 2021, kita bisa melihat bagaimana harga komoditas menjadi booster bagi ekonomi kita," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (13/4/2022).

Pada 2022, diperkirakan booming komoditas akan terjadi lagi, kenaikan harga komoditas akan berimbas lebih signifikan terhadap ekonomi Indonesia termasuk pendapatan negara.

Kondisi tersebut, lanjutnya, akan memulihkan kembali belanja sektor konstruksi, baik dari sisi pemerintah pusat dan daerah maupun juga swasta akan lebih tinggi. Ekspansi yang dilakukan memanfaatkan momentum pemulihan.

"Proyek-proyek turnkey akan banyak diminati pada kondisi saat ini, karena itu kemampuan pendanaan akan menjadi tantangan bagi para emiten konstruksi," terangnya.

Lebih lanjut, tantangan ke depan emiten BUMN karya adalah kekuatan pendanaan terutama kemampuan leverage dan kepercayaan dari lembaga pendanaan seperti bank.

Saat ini menjadi rahasia umum, banyak perusahaan jasa konstruksi terutama BUMN karya mengalami tekanan yang kuat terhadap kondisi keuangannya akibat besarnya beban keuangan di saat pandemi menghantam pendapatan.

"Kalau melihat dari sisi pemberi proyek, kami melihat proyek-proyek pemerintah dan BUMN akan paling cepat pulih daripada proyek-proyek dari swasta, untuk itu bagi para emiten konstruksi swasta akan menjadi tantangan untuk bisa mengambil 'kue' dari proyek-proyek tersebut," katanya.

Pemulihan performa di emiten konstruksi, Alfred memprediksi bisa mulai terjadi pada 2023, sehingga untuk jangka pendek minim sentimen.

"Begitu juga untuk sentimen IKN juga todak akan banyak memberikan kontribusi signifikan terhadap saham emiten kontruksi. Rekomendasi kami di sektor ini, masih ke emiten BUMN seperti WIKA, WSKT dan ADHI," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper