Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS mengalami penguatan pada perdagangan Senin (11/4/2022) hingga menemabus 100 poin. Hal ini diperirakan akan membuat harga barang menjadi mahal dan malah membuat harga komoditas berguguran.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dengan menguatnya indeks dolar, harga komoditas akan berguguran, kecuali emas karena dipilih sebagai safe haven.
“Karena pada saat dolar AS menggalami penguatan emas akan kembali menguat juga karena indikasi sebagai safe haven saat inflasi tinggi, ini malah akan membuat harga emas melonjak,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (11/4/2022).
Senada, komoditas yang lain seperti gas alam tetap terus naik di tengah penguatan dolar. Hal ini melihat kondisi di Ukraina dan Eropa sangat memprihatinkan tentang masalah gas.
“Ini terutama dengan penyetopan ekspor gas dari Rusia ke Eropa membuat Eropa kekurangan gas. Di sisi lain ada kemungkinan dalam kuartal kedua Jerman akan memasuki fase krisis karena pasokan dari Rusia dihentikan untuk sementara,” kata Ibrahim.
Harga minyak diperkirakan masih cukup stabil, di level US$95 per barel, masih ada indikasi harga minyak mentah walaupun kondisi memanas di Ukraina, tetap sedikit terdorong ke bawah karena adanya intervensi dari pemerintah AS untuk menambah kuota untuk menutup kekurangan ekspor dari Rusia.
Baca Juga
Mengutip data Bloomberg, indeks dolar AS pada perdagangan Senin (11/4/2022) pukul 15.00 WIB mengalami penurunan 0,03 persen ke 99,77 setelah sempat menyentuh level tertinggi di 100,20.
Salah satu penyebab utama kenaikan indeks dolar AS adalah karena peminatnya sebagai safe haven yang meningkat di tengah konflik Rusia dan Ukraina yang sedang kembali memanas.