Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi dan kinerja emiten energi Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) makin moncer. Produksi dari perusahaan Energi Mega Pratama Inc. yang diakuisisi tahun lalu jadi andalan untuk mendongkrak pendapatan laba tahun ini.
“Kondisi likuiditas perseroan yang semakin membaik seperti yang terlihat dari rasio hutang terhadap ekuitas perseroan karena peningkatan ekuitas dan penurunan hutang Perseroan pascatransaksi Penawaran Umum Terbatas III pada Juli 2021 lalu,” jelas Direktur dan CFO ENRG Edoardus Windoe dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (10/4/2022).
Edoardus menyebutkan, total aset perseroan pada 2021 mengalami kenaikan sebesar 26 persen dari US$845 juta pada 2020 menjadi US$1,06 miliar pada 2021.
Perubahan tersebut terutama berasal dari realisasi atas penggunaan dana Penawaran Umum Terbatas III tahun 2021, di antaranya berupa tambahan aset dari akuisisi 25 persen saham Energi Mega Pratama Inc dan tambahan aset hak guna selama tahun berjalan 2021 sesuai dengan PSAK 73 mengenai “Sewa”.
“Kami berharap investasi yang kami tanamkan pada aset-aset yang sudah ada, dan akuisisi atas beberapa aset baru di tahun lalu dapat segera membuahkan hasil dan menambah nilai bagi para pemegang saham,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas III sampai degan 3 Desember 2021, ENRG telah meraup dana Rp1,81 triliun dari aksi rights issue tersebut. Adapun, dana yang digunakan untuk akuisisi Energi Pratama Inc dari Kinross International Group Limited sejumlah Rp633,82 miliar.
Baca Juga
Energi Mega Pratama Inc. mengoperasikan blok gas Kangean di Jawa Timur. Kangean juga mengoperasikan 177 miliar kubik gas dalam cadangan terbukti dan terukur.