Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2021, dengan mencetak laba bersih senilai US$40 juta.
Berdasarkan laporan keuangan sampai dengan 31 Desember 2021, emiten bersandi ENRG ini mencatatkan penjualan sebesar US$406,09 juta, naik dari tahun sebelumnya senilai US$324,88 juta.
Dengan beban usaha yang mengalami penurunan menjadi US$13,53 juta pada 2021 dari US$16,34 juta pada 2020, ENRG juga mencetak kenaikan EBITDA dari US$233,70 juta menjadi US$273,95 juta.
Sementara itu, dari sisi keuntungan ENRG mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$40,26 juta. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya senilai US$53,65 juta.
Direktur dan CFO ENRG Edoardus Windoe mejelaskan, penjualan dan EBITDA pada 2021 menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, disebabkan oleh kenaikan produksi gas dari blok Kangean dan Bentu dan peningkatan produksi minyak dari blok Malacca Strait.
“Harga jual minyak juga mengalami peningkatan dari tahun lalu. Laba bersih perusahaan pada 2021 akan terlihat lebih besar apabila tidak ada pendapatan lain-lain yang berasal dari pelunasan dan penghapusan utang di tahun sebelumnya,” jelas Edoardus dalam keterangan resmi, Sabtu (9/4/2022).
Baca Juga
Edoardus juga menegaskan bahwa likuiditas ENRG semakin baik, terlihat dari rasio utang terhadap ekuitas perusahaan yang turun dari 0,55 kali menjadi 0,12 kali. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekuitas dan penurunan utang ENRG pascatransaksi Penawaran Umum Terbatas (PUT) pada Juli 2021.
Direktur Utama dan CEO ENRG Syailendra Bakrie menambahkan, berharap investasi pada aset-aset yang sudah ada, dan akuisisi baru tahun lalu dapat segera memberikan hasil dan menambah nilai bagi perusahaan.