Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pertimbangkan Valuasi yang Rendah, Bursa Saham Eropa Rebound

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau menguat 1,39 persen atau 6,31 poin ke level 461,33 pada pukul 15.27 WIB setelah bergerak dalam kisaran 456,95-461,37.
Bursa Efek London - London Stock Exchange/Blomberg
Bursa Efek London - London Stock Exchange/Blomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah melemah dua hari berturut turut, bursa saham Eropa rebound pada awal perdagangan Jumat (8/4/2022) karena investor mengambil kesempatan untuk membeli saham yang telah turun sambil menimbang risiko dari sikap bank sentral yang hawkish dan perang di Ukraina.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 terpantau menguat 1,39 persen atau 6,31 poin ke level 461,33 pada pukul 15.27 WIB setelah bergerak dalam kisaran 456,95-461,37.

 Sementara itu, indeks FTSE 100 Inggris menguat 1,22 persen, idneks DAX Jerman naik 1,71 persen, dan CAC 40 Prancis menguat 1,72 persen.

Sejumlah saham menguat signifikan hari ini, di antaranya saham Scout24 SE yang naik 14,81 persen, Banco BPM S.p.A. yang menguat 14,04 persen dan Sodexo S.A. dengan penguatan 6,70 persen.

Bursa saham Eropa cenderung goyah pada awal tahun ini karena investor resah atas inflasi yang melonjak, sikap bank-bank sentral yang hawkish, dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi terhambat invasi Rusia ke Ukraina.

Setelah reli dari level terendah satu tahun bulan lalu, indeks Stoxx 600 berada di bawah tekanan lagi pekan ini setelah Federal Reserve menyusun rencana untuk mengurangi neraca.

Kepala analis Liberum capital Joachim Klement mengatakan valuasi saham Eropa sekarang sangat murah, terutama dibandingkan dengan AS. Indeks Stoxx 600 diperdagangkan sekitar 13,5 kali pendapatan, dibandingkan dengan 19 kali pada indeks S&P 500.

"Pasar saham masih dalam pemulihan dari situasi yang sangat oversold pada awal Maret. Kekhawatiran bahwa inflasi dan suku bunga yang tinggi akan menahan pertumbuhan cenderung berlebihan karena risalah The Fed tidak benar-benar memberi tahu apa pun yang tidak diketahui sebelumnya," kata Klement, dikutip Bloomberg, Jumat (8/4/2022).

Sementara itu, ahli analis Societe Generale SA termasuk Charles de Boissezon berhati-hati pada sikap pasar secara keseluruhan, tetapi berpikir kekhawatiran investor telah diperhitungkan.

"Kami percaya bahwa saham Eropa memiliki ketakutan stagflasi yang terlalu mahal mengingat prospek pertumbuhan ekonomi yang masih kuat," tulis mereka dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper