Bisnis.com, JAKARTA — PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membukukan pendapatan sebesar Rp4,25 triliun sepanjang 2021. Nilai tersebut 14,12 persen lebih rendah daripada pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp4,95 triliun sekalipun ada insentif PPN.
Sekretaris Perusahan Agung Podomoro Land Justini Omas mengatakan kinerja penjualan properti yang tumbuh positif menjadi sumber utama pendapatan Perseroan pada 2021. Sementara itu, bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan mulai bangkit di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang berlangsung sepanjang tahun.
Dia menjelaskan, sampai 31 Desember 2021, APLN membukukan pengakuan penjualan sebesar Rp3,11 triliun dan pendapatan berulang (recurring income) senilai Rp 1,14 triliun. Perseroan juga mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp1,42 triliun dengan margin laba kotor 33,6 persen.
“Penjualan properti dari berbagai proyek APLN di sejumlah kota menjadi salah satu katalis utama pendapatan Perseroan pada tahun lalu. Bisnis perhotelan sebagai salah satu sumber pendapatan berulang Perseroan juga terus menunjukkan kinerja yang positif,” jelas Justini Omas melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Justini mengatakan APLN terus mengambil inisiatif untuk menghadirkan produk-produk perumahan yang sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai kota utama di Indonesia. Pada 2021, APLN telah menambah proyek properti baru yaitu kawasan hunian mewah Bukit Podomoro Jakarta di wilayah Jakarta Timur.
Sementara proyek properti lainnya terus dikembangkan dan dipercepat pembangunannya seperti Podomoro Park Bandung (Bandung), Podomoro Golf View (Depok), Podomoro City Deli (Medan), Kota Podomoro Tenjo (Bogor), Borneo Bay (Balikpapan), Orchard Park (Batam) dan Kota Kertabumi (Karawang).
Baca Juga
APLN berupaya untuk mengoptimasi insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak 2021.
“Perseroan berhasil menjual hampir 2.000 unit rumah tapak, ruko, unit kantor, kios dan apartemen pada tahun lalu. Meningkatnya daya beli konsumen membuat Perseroan mampu mencatatkan marketing sales 2021 sebesar Rp2,7 triliun, lebih tinggi dari target yang ditetapkan senilai Rp2 triliun,” kata Justini.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada 31 Desember 2021, beban pokok penjualan dan beban langsung tercatat meningkat dari Rp2,75 triliun pada 2020 menjadi Rp2,82 triliun pada 2021. Bertambahnya pos pengeluaran membuat laba bruto APLN turun menjadi Rp1,42 triliun dari sebelumnya Rp2,20 triliun.
APLN juga mencatatkan rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp650,35 miliar, nilai ini lebih besar dari rugi pada 2020 sebesar Rp136,78 miliar.