Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diborong Elon Musk, Saham Twitter Menuju Rekor Lonjakan Tertinggi dalam Sehari

Saham Twitter berada di jalur untuk persentase kenaikan satu hari terbesar sejak go public pada November 2013. Rekor reli sebelumnya adalah 21,4 persen pada 23 September 2016.
Logo Twitter./Bloomberg - Alex Flynn
Logo Twitter./Bloomberg - Alex Flynn

Bisnis.com, JAKARTA – Saham Twitter Inc. terpantau meroket menuju lonjakan terbesar pada perdagangan Senin (4/4/2022) waktu setempat.

Berdasarkan data Bloomberg Selasa (5/4/2022) pada 02.41 WIB, saham Twitter telah naik 28,01 persen dalam perdagangan tengah hari yang sangat aktif. Menurut marketwatch, hal ini menempatkan saham media sosial tersebut berada di jalur untuk persentase kenaikan satu hari terbesar sejak go public pada November 2013. Rekor reli sebelumnya adalah 21,4 persen pada 23 September 2016.

Volume perdagangan menggelembung menjadi sekitar 153,5 juta saham, cukup untuk menjadikan saham tersebut paling aktif diperdagangkan di bursa utama AS, dan dibandingkan dengan rata-rata sehari penuh sekitar 17,6 juta saham.

Lonjakan saham terjadi setelah Elon Musk mengumumkan telah membeli 9,2 saham Twitter, yang diperkirakan bernilai hampir US$2,9 miliar, merujuk pada penutupan harga saham Twitter pada Jumat (1/4/2022). Dalam keterbukaan informasi kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS, Elon Musk sejatinya tidak mengungkapkan berapa saham yang ia bayarkan dan tujuan pembelian serta rencananya terhadap Twitter.

Namun yang jelas, kini Elon Musk menjadi pemegang saham terbesar. Kepemilikan Elon sedikit lebih besar dibanding Vanguard yang sebanyak 8,8 persen, dan di atas kepemilikan mantan CEO Twitter Jack Dorsey yang menggengam 2,3 persen.

Tom Siomades, kepala investasi di AE Wealth Management, mengatakan investor di masa lalu sebagian besar tidak emosional, tetapi dia merasa investor saat ini cenderung percaya bahwa mereka berhutang lebih dari sekadar tingkat pengembalian.

“Musk adalah perpanjangan dari itu, dia merasa Twitter melanggar kebebasan berbicara, dan dia mungkin ingin memberi pengaruh. Dia akan menggunakan uang, kekuasaan, dan prestisenya untuk membuat perubahan di perusahaan," kata Siomades. 

Alexandra Cirone dari Cornell University, asisten profesor pemerintahan, mengatakan Musk mungkin telah belajar sesuatu dari Donald Trump, bahwa lebih baik berinvestasi dalam aplikasi media sosial daripada mencoba meluncurkannya dari awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/MarketWatch
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper