Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Nonsubsidi Naik, Kinerja Blue Bird (BIRD) Diklaim Aman

Manajemen Blue Bird (BIRD) mengungkapkan penggunaan BBM nonsubsidi minim sehingga tidak memengaruhi operasional perseroan.
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) mengungkapkan kenaikan harga BBM  non subsidi tak bakal memengaruhi tren perbaikan kinerja perseroan yang tengah berlangsung setelah berbalik laba pada 2021.

Head of Investor Relations PT Blue Bird Tbk Michael Tane menjelaskan kenaikan harga BBM yang terjadi saat ini adalah pada BBM yang tidak disubsidi seperti Pertamax dan BBM jenis lain di atasnya yang tidak disubsidi.

"Penggunaan BBM jenis tersebut pada operasi kami cukup minim sehingga tidak banyak mempengaruhi kinerja operasional kami dan pemulihan dapat terus berlanjut," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (3/4/2022).

Lebih lanjut, di tengah kelangkaan sejumlah BBM bersubsidi seperti solar, emiten berkode BIRD ini tidak merasakan kelangkaan tersebut. Namun, perseroan berharap pemerintah dapat bertindak sepenuhnya mencegah kelangkaan tersebut terjadi.

Sementara itu, Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono mengatakan perseroan baru saja mencatatkan kinerja positif pada 2021. Hal ini sejalan dengan langkah responsif perusahaan dalam menyambut era new- normal.

Blue Bird berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp8,7 miliar pada 2021; angka ini meningkat signifikan sebesar 105,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada 2021, emiten berkode BIRD ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun, tumbuh hampir 8,5 persen dibandingkan dengan 2020.

Perseroan menghasilkan keuntungan yang lebih baik dengan laba kotor sebesar Rp419 miliar, meningkat hampir 48 persen dibandingkan angka laba kotor pada tahun sebelumnya.

EBITDA Perseroan (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga mengalami kenaikan sebesar 42,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020, yaitu menjadi Rp454,5 miliar pada tahun 2021.

Hingga akhir tahun 2021, kas bersih Blue Bird tercatat sebesar Rp945 miliar, meningkat 18,4 persen dibandingkan akhir tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp799 miliar.

"Pencapaian kinerja 2021 tersebut menunjukkan bahwa Bluebird telah melakukan strategi penyesuaian yang tepat dalam melaksanakan pengelolaan pengeluarannya, sehingga Bluebird mampu menciptakan sistem operasi yang lebih efisien sejalan dengan dinamika yang terjadi tanpa mengorbankan kualitas layanan kepada penumpang," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper