Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melanjutkan penguatannya pada perdagangan pekan depan, meskipun terdapat potensi koreksi akibat profit taking.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG 0,1 persen atau 7,32 poin ke level 7.078,76 pada perdagangan Jumat (1/4/2022). Sepanjang perdagangan pekan lalu, IHSG telah menguat hingga 1,09 persen.
Sebanyak 213 saham menguat, 299 saham melemah, dan 173 saham stagnan pada perdagangan Jumat. Volume transaksi saham mencapai 20,01 miliar dengan nilai hingga Rp13,35 triliun.
Untuk perdagangan pekan depan, Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengindikasikan IHSG masih berada dalam tren penguatan, didorong oleh musim rilis kinerja keuangan emiten serta pembagian dividen oleh beberapa emiten.
"Investor juga akan mencermati perkembangan dari negosiasi damai Rusia-Ukraina," jelasnya, dikutip Minggu (3/4/2022).
Dennies memperkirakan IHSG bergerak pada level support 7.013 dan 7.047 serta resistance 7.104 dan 7.131 pada awal pekan depan.
Baca Juga
Untuk perdagangan pekan depan, Dennies merekomendasikan sejumlah saham yang dapat dicermati, antara lain ERAA, MNCN, dan INDY.
Sementara itu, Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe memperkirakan reli IHSG dapat berlanjut hingga level 7.200 dalam waktu dekat setelah mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang kuartal I/2022, meskipun rentan terhadap aksi profit taking.
"Sebetulnya reli IHSG ini bisa ke 7.200 tapi saya selalu ingatkan bahwa kita rawan profit taking atau rentan koreksi karena sejak bulan April tahun lalu kita selalu sideways," kaa Kiswoyo dalam IDX 2nd Session Closing dikutip Sabtu (2/4/2022).
Sebelumnya diproyeksikan pertemuan The Fed menjadi salah satu faktor eksternal yang mendorong IHSG terkoreksi. Namun, kenyataannya IHSG hanya terkoreksi kecil, sehingga dapat menjadi momentum untuk membeli saham penggerak bursa atau saham bluechip.
"IHSG turun jangan takut karena ini momen kita untuk membeli saham penggerak IHSG dari blue chip ya dari BBRI, BBCA, Astra, Telkom, BMRI sama BBNI gitu," jelasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.