Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen susu merek Ultra Milk, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), membukukan kenaikan laba sebesar 15,63 persen secara tahunan sepanjang 2021.
Kinerja laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk naik dari Rp1,09 triliun pada 2020 menjadi Rp1,27 triliun pada 2021.
Kenaikan laba ULTJ tidak lepas dari kenaikan penjualan sebesar 10,88 persen dari Rp5,96 triliun menjadi Rp6,61 triliun pada 2021. Penjualan segmen minuman sebelum eliminasi tercatat meningkat dari Rp6,30 triliun menjadi Rp6,94 triliun. Sementara itu, penjualan makanan naik dari Rp101,55 miliar menjadi Rp119,58 miliar.
Kenaikan penjualan Ultrajaya juga diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan. Sepanjang 2021, beban pokok penjualan mencapai Rp4,24 triliun, sementara pada 2020 berjumlah Rp3,73 triliun.
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi membuat margin laba kotor ULTJ turun tipis dari 37,34 persen di 2020 menjadi 35,89 persen pada 2021. Laba kotor ULTJ tercatat naik 6,57 persen menjadi Rp2,37 triliun dari Rp2,22 triliun pada 2020.
Jumlah aset Ultrajaya tercatat turun menjadi Rp7,40 triliun per 31 Desember 2021, dari Rp8,75 triliun setahun sebelumnya. Jumlah aset lancar turun dari Rp5,59 triliun menjadi Rp4,84 triliun. Aset tidak lancar juga turun dari Rp3,16 triliun menjadi Rp2.56 triliun.
Baca Juga
Posisi liabilitas pada 2021 turun dari Rp3,97 triliun menjadi Rp2,26 triliun pada 2021, dengan liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp1,55 triliun pada 2021, dari Rp2,32 triliun pada 2020. Liabilitas jangka panjang turun dari Rp1,64 triliun menjadi Rp712,19 miliar.
Ekuitas Ultrajaya meningkat menjadi Rp5,13 triliun dari Rp4,78 triliun pada tahun sebelumnya. Adapun, posisi kas dan setara kas akhir periode turun menjadi Rp1,59 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp1,65 triliun pada 2020.