Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) membukukan lonjakan kinerja sepanjang tahun 2021, dengan kenaikan pendapatan lebih dari 100 persen.
Emiten milik taipan Dato’ Low Tuck Kwong ini mencatatkan peningkatan pendapatan hinga 104 persen menjadi US$2,85 miliar di 2021 atau setara Rp40,69 triliun (kurs Jisdor Rp14.278 per saham 31 Desember 2021) dari pada pendapatan pada 2020 sebesar US$1,39 miliar.
Pendapatan perseroan 99,75 persen ditopang sektor batu bara ke pihak ketiga sebesar US$2,64 miliar pada 2021 atau meningkat 50,5 persen dari US$1,32 miliar pada tahun sebelumnya.
Pada 2021, perseroan juga mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan menjadi US$951,13 juta, dari US$932,24 juta. Meski demikian, perseroan mampu mencetak peningkatan laba kotor sebesar US$1,91 miliar, meningkat 75,6 persen dibanding pada 2020 sebesar US$462,86 juta.
Adapun, laba bersih Bayan Resources juga ikut meningkat dari US$344,45 juta pada 2020, menjadi US$1,26 miliar atau setara dengan Rp18,07 triliun pada 2021 atau meningkat 72,79 persen pada 2021.
Hingga akhir 2021, perseroan mencatatkan jumlah aset sebesar US$2,43 miliar, meningkat dari 2020 sebesar US$850,45 juta.
Baca Juga
Begitu pula dengan total liabilitas dan ekuitas perseroan yang naik dari US$1,61 miliar di akhir 2020 menjadi US$2,43 miliar di akhir 2021.
Di lantai bursa pada Kamis (31/3/2022) sesi I, harga saham BYAN bergerak di zona hijau, naik 3,95 persen atau 1.650 poin ke 43.375.
Saham dengan kapitalisasi pasar Rp144,58 triliun, tertinggi di antara emiten batu bara lainnya ini, mencatat kenaikan harga saham 60,65 sepanjang 2022 (ytd), dan melambung 218,93 persen dibandingkan dengan setahun lalu (yoy).