Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin menunjukkan tanda penguatan setelah menembus level diatas US$45.000. Pergerakan ini juga berhasil menghapus catatan negatif Bitcoin pada 2022
Berdasarkan data dari coinmarketcap.com pada Selasa (29/3/2022), harga Bitcoin terpantau naik 0,92 persen ke US$47.344,44. Pergerakan ini berada di atas rerata level harga sepanjang 2022 pada kisaran US$35.000 – US$45.000.
Catatan ini sekaligus berhasil membawa Bitcoin ke posisi return positif sebesar 1,9 persen secara year to date (ytd). Sementara itu, harga aset kripto lain seperti Ether, Solana, Avalanche, dan Dogecoin juga terpantau naik pada kisaran 3,5 persen hingga 9,4 persen.
Pergerakan harga ini turut membawa optimisme pada pasar. Fadi Aboualfa, head of research di Copper menuturkan, selanjutnya Bitcoin akan menguji level resistance pada US$52.000. Jika level tersebut berhasil ditembus, maka Bitcoin berpeluang menguat hingga US$65.000.
Sementara itu, Rick Bensignor, Presiden Bensignor Investment Strategies mengatakan harga Bitcoin berpotensi menguat hingga 20 persen pada tahun ini.
Adapun harga Bitcoin sepanjang tahun ini cenderung tertekan seiring dengan kebijakan The Fed yang mulai mengurangi stimulus pandemi virus corona. Hal ini berimbas pada berkurangnya aliran dana ke aset-aset berisiko, termasuk kripto
Baca Juga
Antoni Trenchev, Co-Founder dan Managing Partner di Nexo menyebutkan, pola pergerakan harga Bitcoin diprediksi akan berubah setelah cenderung sideways sepanjang 2022.
“Pergerakan harga Bitcoin kembali menguji level harga perdagangan tertinggi untuk kelima kalinya pada 2022. Hal ini merupakan momen yang dapat mengubah sikap pasar dengan cepat dan memicu para investor masuk ke aset ini, sehingga berimbas pada kenaikan harga Bitcoin yang lebih tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, Bespoke Investment Group dalam laporannya menyebutkan, harga Bitcoin saat ini berada di atas level rerata pergerakan 50 hari, yakni pada level US$41.085. Menurut laporan tersebut, level harga saat ini sudah mendekati area jenuh beli atau overbought sekitar 80 – 90 persen.
Meski demikian, laporan tersebut menuturkan harga Bitcoin cenderung menguat ketika mendekati area ini, berkebalikan dengan aset-aset lain yang mengindikasikan pelemahan.
“Selama 5 tahun ke belakang, Bitcoin mencatatkan rata-rata return yang optimal ketika mencapai area jenuh beli,” demikian kutipan laporan tersebut.
Sementara itu, Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengungkap saat ini pasar kripto sedang mendapatkan banyak sentimen positif, sehingga bisa melakukan pemulihan. Banyak investor kawakan yang melakukan aksi akumulasi sejak pertengahan pekan.
"Selain itu, aksi beli juga didukung oleh kabar positif mengenai adopsi kripto dari Rusia. Duma Negara, yaitu Majelis Rendah Parlemen Rusia mengatakan bahwa negaranya siap menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin untuk transaksi minyak dunia dan sumber daya alam lainnya. Hal ini tentu disambut positif oleh pasar," kata Afid.