Bisnis.com, JAKARTA – Dalam beberapa hari ke depan, holding period saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) bagi investor existing akan berakhir. Para pemegang saham existing yang wajib lock-up berpotensi melepas sahamnya dan berdampak pada pergerakan BUKA di bursa.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menjelaskan, ada kemungkinan terjadinya tekanan harga pasar setelah masa holding berakhir.
“Jika para pemegang saham lama (BUKA) melepas, akan ada offer dalam jumlah besar sehingga akan ada tekanan harga di pasar,” papar Budi kepada Bisnis, (24/3/2022).
Lebih lanjut Budi memperkirakan, harga saham unicorn tersebut masih berada di kisaran Rp300 atau di bawahnya pasca berakhirnya masa holding.
“Target perkiraan harga dalam jangka pendek, saya pikir, akan masih di sekitar 300 atau lebih rendah jika investor lama berusaha keluar pada saat bersamaan,” imbuh guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI tersebut.
Mengutip prospektus Bukalapak, berdasarkan POJK No. 25 Tahun 2017, semua pihak yang memperoleh saham perseroan dengan harga pelaksanaan di bawah harga initial public offering (IPO) dalam jangka waktu 6 bulan sebelum penyampaian pendaftaran ke OJK, maka pihak tersebut dilarang mengalihkan sahamnya baik sebagian atau seluruhnya hingga 8 bulan ke depan.
Baca Juga
Dapat diartikan pemegang saham existing BUKA tidak boleh menjual sahamnya selama 8 bulan terhitung dari tanggal listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada (6/8/2021). Pada bulan depan tepatnya 6 April 2022, holding period ini akan berakhir.
Ada 32 pihak pemegang saham BUKA yang wajib lock-up selama periode holding, di antaranya pendiri Bukalapak Achmad Zaky Syaifudin, PT Kreatif Media Karya, Microsoft Corporation, Standard Chartered UK Holdings Limited, dan Archipelago Investment Pte. Ltd.
Unikorn e-commerce ini menawarkan 25.765.504.800 saham (dibulatkan 25,76 miliar saham) dengan harga Rp850 per saham, sehingga mengantongi dana initial public offering (IPO) Rp21,9 triliun, terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia.
Pada perdagangan sesi I, Kamis (24/3/2022), harga saham teknologi itu ditutup naik 5,30 persen atau 16 poin menjadi Rp318 per saham. Selama perdagangan, harga BUKA berada pada rentang Rp296 sampai dengan Rp322. Meski demikian, selama tahun berjalan saham BUKA telah terkoreksi 26,05 persen.