Bisnis.com, JAKARTA – Private equity asal Inggris, Actis dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menjual pengelola sekolah swasta Indonesia, Singapore Intercultural School Group (SIS) dengan nilai sekitar US$100 juta atau Rp1,43 triliun (asumsi kurs Rp14.300).
Berdasarkan sumber Bloomberg, Rabu (23/3/2022), Actis bekerja dengan seorang penasihat untuk mengukur minat pembeli potensial di Singapore Intercultural School Group, kata sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi tersebut bersifat pribadi. Proses penjualan SIS Group diluncurkan pada awal Maret ini.
Perusahaan calon pembeli SIS Group akan memperoleh aset ketika mengambil alih dana yang sebelumnya dikelola oleh Grup Abraaj.
Diskusi sedang dalam tahap awal dan Actis dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan penjualan, kata sumber Bloomberg. Adapun perwakilan Actis dan SIS Group tidak menanggapi permintaan komentar perihal aksi tersebut.
Aset pendidikan swasta Asia Tenggara telah banyak diminati lantaran private equity dan investor lain mencoba masuk ke pasar kelas menengah yang tumbuh di kawasan ini.
Didirikan pada tahun 1996 oleh Jaspal Sidhu, sekolah-sekolah SIS Group mengajarkan kurikulum Singapura, Cambridge, dan International Baccalaureate kepada siswa dari pra-sekolah hingga perguruan tinggi junior, menurut situs webnya.
SIS Group mengoperasikan tujuh sekolah di Indonesia serta lokasi lain di India, Myanmar dan Korea Selatan. Sekolah ini berencana untuk menambah empat fasilitas baru di Indonesia.
Pada tahun 2004 Actis dipisahkan (spin-off) dari British International Investment, lembaga keuangan pembangunan pemerintah Inggris yang saat itu dikenal sebagai CDC Group.
Actis telah mengumpulkan sekitar US$24 miliar sejak awal berdiri. Perusahaan itu mengambil alih beberapa kendaraan investasi Abraaj pada 2019, setelah perusahaan Timur Tengah itu ambruk di tengah tuduhan menyalahgunakan dana investor.